Berguru Sukses pada CEO

BANDUNG, TEL – U – Sukses itu relatif, baik ukuran maupun cara mencapainya. Begitu pula di dunia bisnis. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk sukses, meski waktu pencapaiannya sangat mungkin berbeda-beda.

Itulah pelajaran yang dapat disimak dari acara Meet The CEO 2014 yang berlangsung Kamis (27/11) lalu di Aula Fakultas Ilmu Terapan Telkom University (FIT Tel-U). Hadir dalam acara ini Henry Husada (CEO Kagum Grup), Ishak Surya (CEO Anata Salon), Perry Tristianto (Big Cut Price Group), dan Nanda Persada (CEO PM Artist).

Pada sesi pertama, Henry Husada didapuk sebagai pembicara pembuka. Materi yang disampaikan lebih merujuk pada kristalisasi pengalamannya sedari awal membangun bisnis di tahun 1989.
“Saat itu saya bikin bisnis pertokoan di Jalan Cihampelas. Awalnya kami mulai dengan 19 toko. Itulah awal dari Kagum Group,” ungkapnya.

Pada tahun 2005, Kagum mulai menjajal bisnis hotel. Megawati, presiden RI saat itu, membangun tol Cipularang yang menghubungkan Bandung – Jakarta yang dinilai Henry merupakan peluang
“Orang Jakarta akan banyak menginap di Bandung karena atmosfernya berbeda. Maka saya memutuskan untuk memulai bisnis hotel. Agustus lalu, Kagum Group meresmikan 15 hotel dalam satu hari,” katanya.

Apa rahasia sehingga bisnisnya yang beraneka ragam dan sebesar itu mampu bertahan? “Karena kami tidak pernah keluar dari core business,” katanya.

Sementara itu, Ishak Surya, CEO Anata Salon membeberkan bahwa dalam mengembangkan sebuah bisnis perlu blueprint yang jelas.

“Pertanyaan umum saat ada orang ingin membuka salon adalah: modalnya berapa ya?”, curhatnya. “Jawabannya? Tergantung. Kalau Anda punya alokasi modal 100 juta, maka model bisnis yang saya sarankan seperti ini, kalau 200 juta seperti ini, 500 juta seperti ini, dan seterusnya” tambahnya.

Saat ditanya mengenai pengaruh sekolah terhadap perjalanan bisnis yang digelutinya, Ishak menjawab,“Ada yang bilang kalau bisnis nggak perlu sekolah. Salah! Justru bisnis perlu berbagai macam ilmu yang baik untuk diterapkan pasca lulus dari sekolah,” katanya.

Perry Tristianto, ‘raja Factory Outlet’ di Bandung, terang-terangan menekankan pentingnya aspek marketing dalam bisnis. Bahkan dalam semua aspek profesi. “Apapun profesinya, yang penting marketing. Dokter pun kalau marketingnya jelek dia gak laku. Dia mati,” ujar pria pemilik bisnis FO, The Rranch, Floating Market, Formen hingga tahu susu lembang ini.

Di sesi terakhir, Nanda Persada CEO PM artist berbagi kiatnya bersama dengan Nycta Gina. Nanda mengaku bahwa potensi bisnis manajemen artis di Indonesia masih sangat besar. Hal itu dikarenakan industri hiburan di Indonesia saat ini sedang berkembang. “Banyak artis yang sedang berkembang dan membutuhkan manajer,” ujarnya (purel/nando)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *