Mahasiswa Harus Mengenal Pembelajaran Berbasis Masalah

BANDUNG, TEL-U – Pergeseran paradigma pembelajaran dari Teacher-Centered (proses belajar bertumpu pada guru atau dosen) menjadi Learner-Centered atau Student-Centered (proses belajar bertumpu pada siswa atau mahasiswa) menuntut dosen untuk terus mengembangkan kemampuan mengajarnya.

Hal inilah antara lain yang menjadi tujuan dari Badan Pengembangan Pembelajaran (BPP) untuk menyelenggarakan pelatihan dua hari (Two-Days Workshop) tentang  Student Centered Learning di Perguruan Tinggi dengan menerapkan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning/PBL). Acara yang digelar di Gedung Panambulai itu berlangsung sejak Jumat-Sabtu (23-24/9).

Menurut Manajer BPP, Dr. Majidah, selain untuk meningkatkan kapasitas para dosen untuk menerapkan metode PBL ini, pihaknya ingin agar setiap pelatihan yang diselenggarakan oleh BPP betul-betul terasa manfaatnya. “Bahkan mahasiswa pun saya kira perlu untuk mengikuti pelatihan dalam menerapkan metode PBL ini,” ujarnya.

Workshop berlangsung dalam suasana serius tapi santai. Para dosen terlihat antusias dan terlibat secara aktif dalam diskusi dengan dua instruktur yang hadir yakni Kamarza Mulia, PhD dan Elsa Krisanti, PhD. Mereka adalah instruktur yang sudah berpengalaman menerapkan metode PBL dalam perkuliahan di Dpartemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).

Menurut Kamarza, pembelajaran yang baik adalah bila pembelajar memantau proses belajarnya serta menggunakan cara-cara efektif untuk meningkatkan daya ingat, misalnya mengajarkan pengetahuan yang telah dipelajari kepada orang lain. “Kadang mahasiswa membaca buku, tapi belum tentu mengerti apa yang dia baca, sehingga perlu dibantu untuk mengeksplorasi lagi,” ujar peneliti bidang termodinamika ini.

Sedangkan menurut Elsa, terkadang ada risiko bagi dosen dalam menerapkan metode ini. Mahasiswa yang belum paham akan menganggap dosennya tidak memberikan ilmu apapun karena aktivitas di kelas lebih banyak bertumpu pada mahasiswa. “Saya dulu juga sering dilaporkan begitu oleh mahasiswa sehingga nilai saya di departemen menjadi jelek,” ujar lulusan Colorado School of Mines, Amerika Serikat ini. (PR/raf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *