Mahasiswa Telkom University Kembangkan Sarung Tangan Sonar untuk Tunanetra

PENGABDIAN MASYARAKAT sarung tangan sonar

BANDUNG TEL-U – Pada   dasarnya setiap manusia ingin terlahir sempurna. Namun tidak semua manusia terlahir sempurna secara fisik. Berdasarkan data rumah sakit Cicendo Bandung, jumlah penyandang tunanetra di Indonesia terdapat sekitar 3.5 juta orang. Jumlah tersebut mendapat proporsi 1% dari total populasi Warga Negara Indonesia (WNI). Berdasarkan prediksi WHO, jumlah penyandang tunanetra di dunia akan meningkat populasinya sebanyak 2 kali lipat dari 45 juta jumlah sekarang.

Patut menjadi perhatian bagi insan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)  untuk memudahkan aktivitas keseharian tunanetra.  Adalah mahasiswa Fakultas Teknik Telkom University yakni Ricky Novanda,  Iqbal Pramadita dan Yudhi Triarnowo. Ide untuk memudahkan aktivitas tunanetra dituangkannya dalam sarung tangan sonar.  Mereka bekerjasama dengan Yayasan Wiyata Guna dalam mengembangkan sarung tangan sonar.

“Kami ingin terus menjalin kerjasama berkesinambungan dengan Yayasan Wiyata Guna dalam menegembangkan berbagai alat bantu penglihatan atau navigasi bagi tunanetra, khususnya sarung tangan sonar,” ujar Ricky.

Lanjutnya,  sarung tangan sonar ditaksir dengan harga ekonomis. Sarung tangan sonar memanfaatkan sensor ultrasonik sehingga mampu mendeteksi berbagai sesuatu yang berada disekitar penyandang tunanetra. Seperti tembok, pintu, dan lubang di jalan melalui umpan balik berupa getaran. Getaran tersebut akan dirasakan di permukaan kulit bagian atas tangan penyandang tunanetra.

“Blok mikrokontroler menjadi otak dari sistem sarung tangan sonar. Blok mikrokontroler memberi perintah ke sensor ultrasonik untuk mentransmisikan gelombang ultrasonik. Kemudian,  mengolah umpan balik dari sensor ultrasonik secara terus menerus,” papar Iqbal.

Jelasnya, data ini kemudian digunakan untuk mengatur intensitas motor vibrator. Bila didepan sensor ultrasonik terdekteksi halangan, maka motor vibtrator mini akan bergetar. Semakin dekat objek, maka getarannya akan semakin kuat. Sensor ultrasonik dan motor vibrator mendapat catu daya dari sistem minimum mikrokontroler. Mikrokontroler sendiri mendapat catu daya dari baterai litium-ion yang juga memberikan catu daya pada blok Clap Switch.

Sarung tangan sonar mendapat apresiasi positif dari penyandang tunanetra di Yayasan Wiyata Guna. Menurut Yudhi,  pengembangan sarung tangan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian penyandang tunanetra dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

“Menciptakan suatu alat elektronik yang tepat guna, sederhana dalam perancangan sistem dan antarmukanya.  Namun efektif digunakan untuk keperluan sehari-hari,” pungkasnya.- KOMPRO TEL-U

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *