Mengenal Startup ByTani

fit

Seiring dengan Perkembangan media dan teknologi, masyarakat juga mengalami kemudahan dalam beraktifitas. Contohnya saja, dahulu petani menjual hasil panen harus melalui pengepul untuk menjual hasil panen mereka, sekarang petani bisa menjual hasil panen ke pembeli langsung tanpa melalui pengepul. Media yang digunakan juga beraneka ragam, salah satunya dengan menggunakan aplikasi ByTani.

ByTani sendiri merupakan aplikasi berbasis web yang bertujuan untuk memudahkan petani terhubung dengan pelanggan. ByTani memiliki beberapa fitur unggulan seperti dapat memilih kualitas produk, mencari produk dengan mudah, menyortir produk pilihan, bahkan penjual dan pelanggan dapat menggunakan fitur chat untuk mengobrol. Aplikasi ByTani sendiri dibangun oleh Lucky bersama empat orang tim lainya yaitu Toufatul Ngulum, Efwanda Yudhono, Adhitia Dharma P dan Citra Pangestu.

Berdiri sejak tahun 2020 yang bermula dari proyek tingkat satu dari salah satu mata kuliah program studi D3 Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi (RPLA) Telkom University. Bytani sendiri berhasil meraih prestasi sebagai  juara 2 untuk kategori Bisnis Teknologi Informasi dalam kompetisi bergengsi GEMASTIK 2020.

Menurut Kaprodi D3 Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi (RPLA) Telkom University (Tel-U), Rizza Indah Mega Mandasari, S.Kom., MT. Mengungkapkan bahwa terciptanya aplikasi Bytani sendiri karena pengalaman foundernya yang merupakan anak petani, mereka mencari solusi melalui aplikasi yang dibuat  melalui project mata kuliah yang terus berkembang menjadi solusi berkelanjutan.

“Bytani merupakan salah satu aplikasi yg termotivasi dari pengalaman salah satu foundernya yang merupakan anak petani. Disini mereka mencari solusi untuk membantu para petani menyelesaikan permasalahannya. Motivasi  ini yang terus dipupuk baik itu melalui project matakuliah maupun melalui perlombaan sehingga menjadi solusi berkelanjutan”. Ungkap Rizza

Setelah berhasil menjadi juara pada ajang Gemastik, Lucky dan tim melanjutkan bisnisnya dengan mengikuti program inkubasi di Bandung Techno Park (BTP) dan mendapatkan pendanaan dari Kementrian Koperasi (Kemenkop) untuk digunakan sebagai pengembangan bisnis agar menjadi lebih besar dan dapat membantu petani untuk memasarkan produk hasil panen di skala yang lebih luas.

“Disana kami mulai mendapat pendanaan dari Kemenkop, yang kita gunakan untuk mengembangkan bisnis nya dari segi penjualan dan tech nya, hingga saat ini kami sudah bekerja sama dengan beberapa petani khususnya padi dan beras agar bisa di distribusikan ke B2C (Bisnis to Customer) ataupun B2B (Bisnis to Bisnis) ke Horeca (Hotel Restoran dan Cafe).” Jelas Lucky.

Penulis: Fauzul Adkhaf Azif | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *