BANDUNG, Telkom University – Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital setiap tahunnya. Di saat yang sama, industri juga membutuhkan talenta ahli berkaliber tinggi. Namun sayangnya, hal tersebut begitu sulit terpenuhi. Oleh karena itu, Google bekerjasama dengan Gojek, Tokopedia dan Traveloka meluncurkan Bangkit. Program ini telah melahirkan lulusan yang ahli pada Machine Learning dan Pemrograman Android atau Cloud Computing yang kini berkarya di banyak bidang. Bangkit ini juga merupakan program Kampus Merdeka Dirjen Dikti Kemendikbud RI.
Pembukaan Bangkit 2021 diselenggarakan pada Senin (15/02) yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Google Indonesia, KEMENDIKBUD RI dan DIKTI. Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Nizam selaku Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Paristiyanti Nurwardani selaku Sekretaris Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mitra Industri dan Mitra Universitas.
Prof. Dr. Nizam selaku Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan bahwa saat ini kita sudah berada di masa depan dengan sistem cerdas dan berbagai kemajuan. Program Bangkit ini akan membangun kompetensi dari para peserta untuk menjadi para digital leaders di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Saat ini kalau kita melihat di dunia, teknologi digital sudah berkembang pesat. Dalam tahun-tahun ke depan, ketika adik-adik lulus dari perguruan tinggi maka dunia yang akan adik-adik masuki adalah dunia baru yang sangat berbeda dengan apa yang ada saat ini. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita semua harus mempersiapkan diri untuk mempunyai kompetensi-kompetensi yang memang sesuai dengan kebutuhan di masa depan,” ucapnya.
Dr. Nizam menambahkan, saat ini kita melihat lahirnya Unicorn dan Decacorn di dunia secara keseluruhan dan di Asia Tenggara pada khususnya. Dari 10 Unicorn dan Decacorn yang lahir di Asia Tenggara, 5 di antaranya lahir dan tumbuh besar di Indonesia. Ini menunjukkan para millennials sangat luar biasa dengan kreativitas dan inovasi yang dilandasi dengan kompetensi dan kemampuan dibidang teknologi terutama pada teknologi digital dan AI khususnya.
“Tentu ini harus kita akselerasi dan dorong agar lebih banyak lagi lahir startup digital berbasis teknologi, kreatifitas dan inovasi dari perguruan tinggi di tanah air,” ucapnya.
Berdasarkan data, pada 10 tahun kedepan potensi dari penggunaan AI dan Teknologi Digital di Asia Tenggara terutama di Indonesia mampu berpeluang untuk menghasilkan nilai ekonomi baru. Di antara yang akan melahirkan nilai ekonomi baru tersebut adalah para peserta yang akan mengikuti program Bangkit 2021.
William Florance selaku Educational Program Lead. Asia Pasific. Google menjelaskan pada Program Bangkit 2021 ini terdapat 40.000 pendaftar berasal dari seluruh Indonesia kemudian terpilih 3000 peserta yang berasal dari 250 universitas yang berhasil lolos mengikuti program ini. 77% di antaranya merupakan mahasiswa semester 6-7.
Pada program ini, para peserta akan dilatih dan didampingi oleh para coach yang akan membantu mengembangkan karir setiap pesertanya Di akhir program, bagi mereka yang menjadi peserta terbaik akan mendapatkan pelatihan dari Stanford University melalui program khusus yang telah disiapkan.
“Semangat untuk adik-adik, belajar dan mengasah diri melalui program ini. Silakan adik-adik persiapkan diri secara optimal dan maksimal sehingga nanti bisa menghasilkan masa depan yang lebih baik lagi, berbasis teknologi dan kemampuan yang dibutuhkan saat ini. Saya ucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa yang terpilih pada program ini,” ucapnya.
Pada Program Bangkit 2021 ini, sebanyak 142 mahasiswa Telkom University yang berasal dari 9 program studi telah berhasil lolos untuk mengikuti program ini. Semoga melalui Program Bangkit 2021 dapat mengakselerasi lahirnya talenta-talenta dan para pemimpin digital di Indonesia untuk membangun ekonomi digital lebih maju.