Aktif Hasilkan Riset Produk Inovasi di Bidang Kesehatan bersama Center of Excellence Humic Engineering

Aktif Hasilkan Riset Produk Inovasi di Bidang Kesehatan bersama Center of Excellence Humic Engineering

Telkom University — Hingga saat ini, berbagai masalah kesehatan masih mendominasi sebagai kematian tertinggi di Indonesia. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2023, Eva Susanti, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan serangan jantung dengan 14,38 persen. Bahkan kanker hingga diabetes juga masih penyebab kematian tertinggi bagi berbagai negara berkembang di Indonesia. Hal tersebut kerap terjadi karena kebanyakan dari mereka baru mengetahui penyakit tersebut ketika kondisinya parah.

Berbagai riset dilakukan guna menemukan solusi untuk membantu pencegahan penyakit-penyakit beresiko kematian tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Center of Excellence (CoE) Humic Engineering di Fakultas Informatika (FIF), Telkom University (Tel-U). Salah satu CoE di Tel-U dengan fokus pada kajian riset bidang teknologi biomedis, khususnya kesehatan jantung atau aritmia.

Dalam proses pembentukannya, CoE Humic Engineering mulanya memfokuskan riset pada masalah kesehatan jantung. Roadmap riset yang dikembangkan adalah aplikasi berbasis cloud yang bertujuan membantu pasien aritmia agar dapat ditangani oleh dokter secara langsung. Namun, seiring berjalannya waktu, kebijakan yang CoE Humic Engineering kemudian berubah menjadi bersifat multidisiplin dan melibatkan riset lintas bidang. Akhirnya, CoE Humic Engineering juga mengembangkan roadmap risetnya dan mengakomodasi berbagai jenis riset. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua CoE Humic Engineering, Dr. Putu Harry Gunawan, S.Si., M.Si., M.Sc..

“Inovasi-inovasi yang kami buat lebih pada Early Warning System, yang mendeteksi pasien aritmia agar lebih cepat ditangani. Akan tetapi, perkembangan untuk mewadahi riset yang heterogen membuat kami harus mulai berkembang tidak hanya di jantung, melainkan harus bisa mengakomodasi anggota lain meski masih dalam cakupan bidang kesehatan,” papar Putu Harry. 

Dengan kondisi yang berkembang tersebut, maka kehadiran CoE Humic Engineering kini menjawab tantangan dan mengakomodasi multidisiplin keilmuan. 

“Memang fokus utama kami adalah kesehatan jantung, tetapi perlahan berkembang ke area lain. Misalnya aplikasi MySkin yang dikembangkan untuk deteksi kanker kulit melanoma. Ataupun riset terkait kesehatan mental yang diberi nama aplikasi Consulin untuk melingkupi rekan-rekan yang mendalami Neuro Linguistic Program (NLP) serta rekan-rekan dari Program Studi Psikologi,” jelas Putu Harry.

Selain dua inovasi tersebut, CoE Humic Engineering juga telah menghasilkan sejumlah produk. Antara lain:

  1. RespiraCare, sistem pemantauan obat berbasis web terkait konsumsi obat oleh pasien
  2. Symptosense, aplikasi prediksi penyakit dan rekomendasi bagi pasien berbasis Al
  3. OpticScan, deteksi dan prediksi penyakit mata berbasis AI
  4. MindMend, aplikasi pemantauan kesehatan mental berbasis AI
  5. Smart Watch Pendeteksi Jantung, produk inovasi unggulan untuk mendeteksi pasien aritmia yang tengah dalam riset pengembangan skema Rispro LPDP.

Fokus CoE Humic Engineering pada riset produk alat kesehatan maupun aplikasi kesehatan seiringan dengan langkah strategis dalam menjajaki kebutuhan masyarakat, salah satunya melalui kerja sama dengan rumah sakit. Saat ini, CoE Humic Engineering telah bekerja sama dengan RS Syaiful Anwar di Malang dan RS Universitas Padjadjaran (Unpad) di Bandung

Tantangan menghasilkan produk riset inovasi di bidang kesehatan adalah mencapai hilirisasi. Menurut Putu Harry, hal-hal menyangkut kesehatan dalam kaitannya dengan penggunaan pada manusia membutuhkan prosedur uji klinis yang panjang, meski menghasilkan beberapa prototipe produk inovasi.

“Dalam mewujudkan hilirisasi di bidang kesehatan, ada kendala uji klinis yang sulit dan panjang, terutama jika berhubungan dengan manusia. Kami sudah memiliki prototipe produk, tapi belum sampai di pasar. Salah satu riset kami saat int mendapat pendanaan Rispro untuk pendeteksi detak jantung pasien Aritmia. Mudah-mudahan pendanaan yang cukup besar ini akan membawa produk pada hilirisasi. Semoga tiga tahun mendatang kami sudah memiliki produk yang di hilirisasi. Kami bekerja sama dengan PT Intens soal rencana hilirisasi produk ini,” ungkap Putu Harry.

Dengan perkembangan yang terus dialami oleh CoE Humic Engineering, target tercepat yang mereka miliki saat ini adalah menjadi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi pada tahun 2025. Maka selain mempersiapkan berbagai riset dan inovasi, CoE Humic Engineering juga mendorong anggotanya untuk lebih aktif menghasilkan riset. Hal ini didukung dengan berbagai penawaran pendanaan riset hingga menghubungkan para anggota dengan mitra. 

“Kami melakukan engagement dengan anggota, salah satunya melalui pendanaan. Kami mencoba menghubungkan anggota, terutama anggota-anggota baru yang mungkin belum memiliki channel atau link di luar negeri dengan mitra yang biasa bekerja sama dengan CoE Humic Engineering. Kami menawarkan ke anggota yang tertarik dengan pendanaan riset bersama mitra-mitra kami. Kami senang jika para anggota melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di samping mereka memperoleh kesempatan penelitian, mereka juga berkontribusi pada pencatatan performa CoE,” tambahnya.

“Kami berharap, tahun depan bisa menjadi PUI-PT Bidang Teknologi Biomedis. Kami yang juga tengah mempersiapkan produk menuju hilirisasi dengan pendanaan Rispro mengharapkan para anggota CoE Humic Engineering lebih aktif lagi melakukan riset pada masa mendatang,” tandas Putu Harry.

Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Narasumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SLOT GACOR