Kunjungan BKSAP DPR RI ke Telkom University: Bahas Peran Parlemen Indonesia di Era Kecerdasan Buatan

Bandung, 30 Oktober 2025 – Telkom University (Tel-U) menerima kunjungan dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) pada Kamis (30/10). Kegiatan Sosialisasi Diplomasi Parlemen bertema “Peran Parlemen Indonesia dalam Era Transformasi Kecerdasan Buatan” ini berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Gedung Bangkit Lt.5 Tel-U dan dihadiri langsung oleh Rektor Tel-U, Prof. Dr. Suyanto beserta jajaran pimpinannya. Turut hadir pula perwakilan BKSAP DPR RI, diantaranya Ketua Delegasi sekaligus Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Komisi VI (Fraksi Gerindra), Muhammad Husein Fadlulloh, B.Bus., M.М., М.B.A. , serta Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Komisi X (Fraksi Demokrat), Bramantyo Suwondo, M.IR., bersama perwakilan lainnya. 

Kegiatan dibuka dengan penyampaian sambutan dari Rektor Tel-U, Prof. Dr. Suyanto. Dalam sambutannya, Prof. Suyanto menjelaskan bahwa Tel-U memiliki 36 Center of Excellence (CoE) yang berfokus pada riset dan inovasi, dengan dua arah utama pengembangan, yaitu frontier invention dan impactful innovation. Menurutnya, arah riset tersebut sejalan dengan upaya BKSAP DPR RI dalam menghadapi tantangan teknologi dan keamanan siber di era kecerdasan buatan. 

“Telkom University berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan riset dan pendidikan AI yang berorientasi pada keberlanjutan dan kemaslahatan sosial. Kami percaya, sinergi antara parlemen dan perguruan tinggi sangat krusial dalam merumuskan kebijakan publik yang adaptif terhadap perubahan zaman, sekaligus berpihak pada kepentingan rakyat, “ ujar Prof. Suyanto.

Sambutan dan pemaparan materi juga disampaikan oleh Ketua Delegasi sekaligus Wakil Ketua BKSAP DPR RI Komisi VI (Fraksi Gerindra), Muhammad Husein Fadlulloh, B.Bus., M.M., M.B.A. Dalam penyampaiannya, Ia menekankan pentingnya kesiapan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi percepatan transformasi digital dan teknologi yang semakin pesat.

“Hal yang penting adalah bagaimana kita sama-sama mempersiapkan kehidupan, mempersiapkan negara kita menghadapi serangan demi serangan, dan perubahan cepat yang terjadi dalam dunia digital dan teknologi,” ujarnya.

Selanjutnya dilakukan sesi diskusi yang membahas berbagai isu penting terkait perkembangan AI dan dampaknya bagi masyarakat. Salah satunya yaitu Human-AI collaboration, dimana AI memiliki keunggulan dalam akurasi dan kemampuan teknis, sementara manusia berperan melalui empati dan profesionalisme untuk menciptakan keseimbangan. 

Selain itu, sesi diskusi juga menyoroti dampak sosial AI dan media sosial yang menyebabkan keseragaman pola pikir dan interaksi masyarakat, serta risiko penurunan analitis akibat ketergantungan menggunakan AI. Karena itu, diperlukan regulasi dan etika penggunaan AI agar pemanfaatannya tetap aman, beretika, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kegiatan sosialisasi diplomasi ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan parlemen dalam mengelola kemajuan teknologi, sehingga kecerdasan buatan dapat digunakan secara bijak untuk kemajuan bangsa.

Penulis: Irsalina Khalidiyah | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *