Mahasiswa Telkom University membuat sebuah produk inovasi berupa aplikasi yang membantu menghubungkan antara petani dan investor untuk dapat melakukan sinergi dalam mengembangkan bisnis di sektor pertanian. Aplikasi ini bernama Intani, dikembangkan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa Tel-U bagi masyarakat.
Intani dikembangkan oleh beberapa mahasiswa Tel-U dari beragam program studi, yaitu Muna Fauziah Az Zahra (D3 Sistem Informasi Akuntansi); Yunia Amelia Chairunisa (S1 Data Sains); Indra Wahyu (S1 Informatika) dan sebagai pendamping Dosen Fakultas Ilmu Terapan, Rochmawati, S.T., M.T.
Ketua tim pengembangan aplikasi Intani, Muna Fauziah Az Zahra, mengatakan Intani dibuat berawal dari adanya keresahan yang dirasakan oleh para anggota di bidang pertanian, seperti akses permodalan yang masih sulit serta bergantungnya petani pada tengkulak yang tidak jarang menyebabkan kerugian bagi petani.
“Kerugian hasil pertanian juga dapat diakibatkan dari banyak faktor diantaranya harga pasar yang tidak stabil, gagal panen akibat cuaca, dan bergantungnya petani kepada tengkulak yang membuat petani dan buruh memiliki keuntungan yang minim bahkan hingga yang paling ekstrim hingga memiliki utang yang cukup banyak. Sehingga melalui Intani, kami berupaya memberikan solusi di bidang pertanian agar memudahkan para petani dalam akses permodalannya.” ungkap Muna.
Intani mulai dikembangkan pada tanggal 17 September 2022, tim membawa Intani berpartisipasi pada program Innovillage hingga berhasil menjadi Top 150 yang diumumkan pada 3 Oktober 2022. Program Innovillage ini mewadahi mahasiswa untuk melakukan kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.
“Kami mendapatkan dukungan dari Innovillage 2022 melalui pendanaan, mendapatkan masukkan dan kritik berupa pemakaian teknologi-teknologi yang relevan” ungkap Muna.
Pengembangan aplikasi Intani dilakukan mulai dari menyusun, merancang, hingga mengimplementasikan sosial project ini diantaranya dilakukan wawancara atau diskusi dengan petani di kawasan setempat (petani muda dan petani tua), pihak desa, karang taruna desa, BPP kecamatan Pangalengan, selain diskusi untuk mempertajam identifikasi permasalahan untuk mencari solusinya tim mahasiswa juga melakukan pencarian teknologi yang tepat melalui pihak pihak yang terkait untuk mengembangkan project sosial ini.
Sebagai dosen pendamping, Rochmawati mengatakan harapannya agar melalui Intani petani mendapatkan akses permodalan yang lebih efektif dan efisien untuk mengembangkan bisnis pertaniannya.
“Selain itu juga, kami berharap dengan Intani kami dapat meningkatkan segi pendapatan para petani, seperti semua masalah pertani menjadi utang kepada tengkulak itu dapat menjadi alternatif solusi bagi petani dan investor dan juga dapat mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 1 dan 8 yaitu Tanpa Kemiskinan dan Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.” ungkap Rochmawati.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Innovillage