Bandung, 6 Juli 2023
Stunting merupakan permasalahan serius yang perlu mendapatkan perhatian baik dari masyarakat, akademisi, dan pemerintah. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Indikasi anak stunting apabila panjang atau tinggi badan berada di bawah minus 2 standar deviasi anak seusianya.
Salah satu Dosen Teknik Elektro Telkom University (Tel-U) Dien Rahmawati M.,T., bersama tim, berinisiatif untuk terjun langsung dan memberikan solusi untuk menangani stunting. Dien menciptakan sebuah alat inovatif bernama Ceu Stunting yang diharapkan dapat membantu mencegah stunting pada anak-anak balita dan telah berhasil ikut berpartisipasi dalam program Matching Fund Kedaireka 2022.
Dien menyampaikan, Ceu Stunting merupakan sebuah produk pengembangan dari e-Growth Chart Monitoring System (e-GCMS) yang merupakan sebuah sistem yang mampu mengukur berat badan dan tinggi badan balita usia 2 – 5 tahun.
“Sistem ini mampu memberikan klasifikasi berat badan terhadap usia, tinggi badan terhadap usia, serta berat badan terhadap tinggi badan, sehingga bisa segera diketahui apabila ada balita yang stunting. Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan grafik pertumbuhan balita untuk monitoring perkembangan tiap bulannya.” jelas Dien.
Penggunaan alat Ceu Stunting dilakukan dengan menempatkan balita pada sebuah alat timbangan lantai, kemudian operation akan melakukan pengukuran tinggi badan secara bersamaan. Nama anak akan di input terlebih dahulu ke dalam aplikasi sebelum dilakukan pengukuran, sehingga ketika data sudah diperoleh, data anak tersebut akan tersimpan dengan baik secara mobile maupun website.
“Data tersebut nantinya dapat diakses oleh Fasilitas Kesehatan (Puskesmas, Posyandu) yang terafiliasi, sehingga pemantauan perkembangan terhadap anak balita di daerah tersebut dapat dipantau secara berkala” jelas Dien.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations