Telkom University – Bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, memiliki peran yang sangat penting di era globalisasi yang semakin terkoneksi. Penguasaan Bahasa Inggris bukan hanya sekadar kemampuan berkomunikasi, tetapi juga menjadi kunci untuk membuka akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber informasi dari seluruh dunia.
Namun, sejak tahun 2013, kualitas pembelajaran khususnya Bahasa Asing di Indonesia terus mengalami penurunan dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Hal ini diakibatkan adanya kecemasan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, atau dikenal sebagai foreign language anxiety, sering kali terjadi ketika siswa merasa khawatir, takut, atau tidak percaya diri dalam menghadapi pelajaran yang melibatkan keterampilan berbicara, mendengarkan, menulis, atau membaca dalam bahasa asing.
Menyadari tantangan ini, Telkom University sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs nomor 4 yang berfokus pada pendidikan berkualitas, telah mengembangkan inovasi bernama ‘NeuroLingo’, yaitu sebuah aplikasi yang membantu siswa belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan machine learning dan gelombang otak (EEG) untuk mendeteksi tingkat kecemasan siswa.
Inovasi tersebut dikembangkan oleh Alfian Mohammad Rizki (Ketua), Muhammad Nailan Nabil, Muhammad Najib Robbani, dan Pangeran Jonathan, yang dibimbing oleh Dosen Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Telkom University, Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali. Pada pengembangannya, NeuroLingo juga turut melibatkan ahli di bidang ilmu saraf, psikologi, dan analisis data.
Dalam wawancaranya, Alfian menjelaskan bahwa NeuroLingo memiliki sistem dengan adanya asesmen awal untuk mendeteksi tingkat kecemasan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan English Language Anxiety Scale (ELAS).
“Setelah tahap asesmen, siswa akan dipantau secara real-time menggunakan EEG (Electroencephalogram) yang mampu mendeteksi tingkat kecemasan selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan dari pemantauan EEG ini, kemudian diproses melalui teknologi machine learning untuk memberikan analisis yang mendalam terkait pola kecemasan siswa.” Jelas Alfian
Alfian juga menambahkan, bahwa sistem pada NeuroLingo memiliki kemampuan untuk mempersonalisasi proses belajar-mengajar berdasarkan tingkat kecemasan individu yang terukur secara objektif. Dengan data tersebut, guru dapat memilih dan menyesuaikan metode pengajaran yang paling sesuai untuk membantu siswa belajar lebih efektif, sesuai dengan tingkat kecemasan yang mereka alami.
“Selain itu, NeuroLingo dapat diakses melalui perangkat mobile berbasis Android, hal ini untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan metode pengajaran berbasis data dan pemantauan kecemasan yang berkelanjutan.” Ujar Alfian
Hadirnya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendekatan yang lebih efektif dan terarah, dengan memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekosistem pembelajaran di Indonesia.
Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Narasumber