Digital PR Telkom University Kembali Selenggarakan PR Practitioners’ Talk

Digital PR Telkom University Kembali Selenggarakan PR Practitioners Talk

Telkom University melalui Program Studi S1 Digital Public Relations kembali menyelenggarakan acara PR Practitioners’ Talk. Series #4 ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa (31/05). Acara ini memberikan suatu bentuk metode pembelajaran yang memadukan teori dengan contoh praktek dan dipaparkan langsung oleh Praktisi PR. Mengusung tema ‘FOMO vs JOMO dalam Brand Story Telling di Media Sosial’, acara ini menghadirkan Vanjou Hannes selaku Public Relations Yayasan Taruna Bakti.

Vanjou menjelaskan bahwa FOMO atau Fear of Missing Out merupakan istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Dr. Andrew K. Przybylski pada tahun 2013, namun istilah FOMO mulai dikenal oleh masyarakat luas di tahun 2021.

“FOMO adalah suatu perasaan khawatir bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga, dan dirinya tidak hadir pada situasi tersebut,” jelasnya.

Vanjou menambahkan, JOMO atau Joy of Missing Out adalah perasaan cukup atas apa yang kita miliki dan hidup dengan maksimal di hari ini.

“JOMO ini erat kaitannya dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan berkata ‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak ingin dilakukan.”

Baik FOMO maupun JOMO, banyak digunakan pada brand story telling terutama di media sosial. Penggunaannya antara lain untuk menceritakan brand dengan sederhana atau mudah dicerna, menciptakan hubungan baik dengan konsumen, menciptakan brand dengan narasi yang unik atau memorable, serta terlihat menjadi seorang individu yang sedang bercerita.

Vanjou mengatakan pada intinya brand story telling sebaiknya menciptakan gambaran apa yang bisa ditawarkan pada calon pelanggan dan bagaimana kisah tersebut berlangsung dan menyentuh sampai ke hati pelanggan sehingga menciptakan ‘Word of Mouth’ atau yang kita kenal ‘viral’.

“Posisi FOMO atau JOMO pada brand story telling ini adalah sebagai bahan pertimbangan untuk menjadikan hal itu agar tetap viral, menuju viral atau mengembalikan kita menjadi viral.”

(1) Comment

  • hilfans 06/06/2022 @ 09:34

    keren

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *