Telkom University (Tel-U) secara resmi membuka CONNEXUS Summit 2025 yang diselenggarakan pada 1–3 Oktober2025 di Ravaya Auditorium, Politeknik Internasional Bali (PIB). Ajang ini merupakan hasil sinergi antara TelkomUniversity dan PIB yang menghadirkan forum kolaborasi strategis yang berfokus pada inovasi serta penerapan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam infrastruktur jaringan guna menciptakan ekosistem telekomunikasi yang cerdas, aman, dan inklusif.
Dengan mengusung tema “Enhancing Connectivity and Social-Equity: The Impact of AI on Telecommunications”, forumini menjadi wadah diskusi strategis bagi perwakilan pemerintah, industri, akademisi, media, serta asosiasi. Tujuannya untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mendorong lahirnya inovasi telekomunikasi yang lebih andal dan merata di masa depan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Nezar Patria, dalam pidato pembuka menyampaikan apresiasiterhadap kolaborasi yang terjalin antara Telkom University dan pemerintah.
“Sejak tahun 2020, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus mendukung inovasi teknologi yang dibangun oleh Telkom University. CONNEXUS Summit, yang merupakan evolusi dari acara sebelumnya, mencerminkansemangat baru kolaborasi lintas sektor yang lebih dinamis dan visioner,” ujar Nezar.
Nezar juga menekankan pentingnya pemanfaatan AI untuk meningkatkan pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia.Menurutnya, di era digital saat ini, konektivitas merupakan hak setiap masyarakat. Melalui teknologi AI, efisiensi dan keamanan infrastruktur jaringan dapat ditingkatkan, jangkauan layanan dapat diperluas hingga ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), serta memastikan seluruh warga negara dapat merasakan manfaat dari layanan telekomunikasi yang berkualitas.
Sepakat dengan hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja sama Telkom University Angga Rusdinar, Ph.D., yang menyoroti peran penting akademisi dalam mendukung pengembangan telekomunikasi.
“Kolaborasi strategis antara akademisi, industri, dan pemerintah sangat penting. Penelitian dan studi kelayakan yang kami lakukan bersama Komdigi, khususnya dalam pengembangan jaringan terbuka (Open Network) dan penguatanSistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), menunjukkan bagaimana sinergi ini dapat berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” jelas Angga.
Head of Asia Pacific GSMA, Julian Gorman juga menekankan bahwa, Artificial Intelligence bukan hanya sekadar teknologi, melainkan sebuah kekuatan transformatif yang mampu mendefinisikan kembali cara masyarakat terhubung, berinovasi, dan bertumbuh.
“GSMA percaya bahwa Artificial Intelligence bukan hanya sekadar teknologi, melainkan sebuah kekuatan transformatif yang mampu mendefinisikan kembali cara kita terhubung, berinovasi, dan bertumbuh sebagai sebuah masyarakat. Di kawasan Asia Pasifik, AI memiliki potensi untuk menghadirkan jaringan yang lebih cerdas, layanan digital yang lebihinklusif, serta pertumbuhan yang berkelanjutan bagi komunitas kita.” ungkap Julian
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Dandy Satria Iswara, memberikan perspektif mengenai tantangan ganda yang harus dihadapi Indonesia dalam pembangunan telekomunikasi.
“Indonesia menghadapi tantangan ganda, menutup kesenjangan digital di dalam negeri sekaligus memperkuat perannya dalam jaringan global. Dengan hadirnya era 6G, integrasi IoT berskala masif, hingga komunikasi kuantum yang menghadirkan keamanan tak tertandingi, kebutuhan akan sistem kabel bawah laut yang lebih canggih akan semakin mendesak. Semua ini memerlukan sumber daya manusia yang unggul, dan disinilah peran universitas seperti Telkom University menjadi sangat vital,” ucap Dandy.
Disponsori oleh XLSmart, Telin, Alibaba Cloud, Indonet, DCI Indonesia, TelkomInfra, dan Huawei CONNEXUS Summit2025 yang berlangsung selama tiga hari menghadirkan rangkaian agenda inspiratif mulai dengan Sacred Park sebagai seremoni pembukaan ekosistem telekomunikasi berbasis AI dan peluncuran SKKL. Dilanjutkan dengan AI Land Voice, forum yang dihadiri oleh 24 pakar global lintas sektor, serta workshop dan diskusi intensif mengenai peluang dantantangan penerapan AI di bidang telekomunikasi. Serta terdapat Mandala Exhibition yang menampilkan berbagai produk inovasi berbasis teknologi sebagai kontribusi nyata dalam membangun ekosistem telekomunikasi yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.
Dion Kristadi Leksono, VP Subsea Project Orchestration Telin, turut menyoroti peran vital sistem kabel bawah laut dalam konektivitas global dan kebutuhan akan talenta di bidang tersebut.
“Sistem kabel bawah laut saat ini menjadi tulang punggung konektivitas global, membawa lebih dari 95% lalu lintas komunikasi internasional. Untuk itu, pengembangan talenta baru sangat penting agar industri ini terus bertumbuh dan berlanjut. Kami percaya Connexus akan menjadi platform yang solid untuk melahirkan generasi penerus di industri kabel bawah laut,” ujar Dion.
Sementara itu, Gatot Indrawan, Alibaba Cloud Public Sector Lead, menekankan pentingnya akses yang mudah dan terjangkau terhadap teknologi AI untuk mempercepat transformasi digital, terutama bagi UMKM dan para pelaku digital.
“Alibaba Cloud selaku Provider Cloud Service dan Artificial Intelligence (AI) menyampaikan bagaimana akses yang mudah terhadap teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk seluruh lapisan masyarakat termasuk UMKM, Public Service, Application Developer dan pelajar dapat membantu mempercepat transformasi digital dan menciptakan lebih banyak technopreneur,” jelas Gatot.
Gatot menambahkan, dengan ketersediaan infrastruktur dan layanan AI yang terjangkau seperti AI Model Qwen3, Lingma untuk Code Assistant, dan WAN untuk kreasi video dan gambar, Alibaba Cloud berupaya membantu pelajar dan technopreneur menciptakan produk inovatif. Dalam upaya membangun talenta, Alibaba Cloud menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah dan dunia pendidikan. Salah satu bentuknya adalah kerja sama dengan Telkom University untuk menyediakan program pelatihan dan sertifikasi di bidang Cloud, GenAI, dan cyber security.
Direktur Kerjasama Strategis dan Kantor Urusan Internasional Telkom University Lia yuldinawati, Ph.D., menegaskan bahwa “Untuk mendukung percepatan pembangunan Indonesia, Connexus Summit 2025 akan menjadi agenda tahunanbagi Industri, Akademisi, Pemerintah, dan Asosiasi dalam menjalin kerja sama dan kemitraan yang produktif”.
Dengan terselenggaranya CONNEXUS Summit 2025 diharapkan menjadi langkah awal lahirnya kolaborasi strategislintas sektor di masa depan, guna mewujudkan konektivitas digital Indonesia yang tangguh, merata, dan inklusif. Lebih dari sekadar forum, CONNEXUS Summit juga menegaskan kembali peran esensial Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) sebagai tulang punggung infrastruktur digital, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam membangun ekosistem telekomunikasi yang berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mengukuhkan posisi Indonesia di kancah global.
Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations