Dosen Telkom University Ciptakan Inovasi Pengelolaan Sampah

FWL Indonesia 2022

Falling Walls Lab Indonesia kembali di gelar pada tahun ini. Falling Walls Lab merupakan kompetisi tingkat dunia yang tiap tahunnya diikuti oleh sekitar 60 negara. FWL ini digagas oleh Dinas Pertukaran Akademis Jerman atau Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD). Ini merupakan tahun ke 7 Falling Walls Lab digelar di Indonesia dan Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) ditunjuk sebagai tuan rumah final FWL Indonesia 2022 yang diadakan pada Kamis (1/9) di Theater 1 Gedung A Universitas Pembangunan Jaya.

Salah satu dosen Fakultas Teknik Elektro, Amaliyah Rohsari Indah Utami dengan idenya Breaking The Wall of Inefficient Waste Pretreatment berhasil meraih juara kedua pada kompetisi Falling Walls Lab (FWL) Indonesia 2022.

Amaliyah menjeleskan bahwa HBR merupakan suatu inovasi memproses sampah organik dalam waktu 25 hari, sekitar 5 hari lebih cepat dari proses dekomposisi alami. Ini dirancang untuk mengoptimalkan proses aerobik dan anaerobik dalam satu sistem yang menghasilkan kompos nano padat dan pupuk cair. Lima kilogram sampah organik dapat diubah menjadi 12% Nano Kompos padat dan 88% pupuk cair.

“Dalam penelitian saya, aplikasi Nano Kompos dan campuran pupuk cair pada tanah yang tidak subur dengan perbandingan satu banding satu menghasilkan peningkatan 63% tomat, terong, cabai yang lebih sehat, dibandingkan dengan pupuk sintetis dan tanah yang tidak subur dengan perbandingan yang sama,” jelasnya.

Amaliyah menambahkan bahwa menurut United Nations Environment Programme, pada tahun 2021, Indonesia menghasilkan hampir 21 juta ton sampah organik yang tertinggi di Asia Timur. Selama ini masyarakat mengelola sampah organik dengan proses pengolahan awal yang tidak efisien.

Beberapa orang membakar sampah organik tanpa mengetahui bahwa itu dapat menghasilkan emisi gas yang berbahaya. Sebagian lainnya membuang sampah organik agar terurai secara alami. Sayangnya, proses alami ini memakan waktu lebih dari 1 bulan dan menghasilkan tumpukan sampah organik dan emisi gas yang tidak terolah.

“Masyarakat membutuhkan solusi untuk mempercepat penguraian sampah organic secara aman. Saya memberikan inovasi HBR, Hybrid Bioreactor. Dengan cara ini, HBR ramah lingkungan dan dapat menjadi solusi alternatif terbaik untuk mengelola sampah organik.”

Amaliyah berharap bahwa melalui inovasi ini dapat mendobrak tembok pengolahan sampah yang tidak efisien di Indonesia dan diharapkan di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *