Bandung, Telkom University – Telkom University sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia tercermin dari Sivitas Akademika yang terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Untuk meningkatkan kompetensi Sivitas Akademikanya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis berkolaborasi dengan Fakultas Industri Kreatif menyelenggarakan Seminar Online.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (11/09) melalui Zoom yang diikuti oleh 178 partisipan dari mahasiswa, dosen dan umum. Dalam kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang ahli dibidangnya yaitu RR. Rieka F. Hutami SMB, MM., selaku dosen dan peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Dr. Ira Wirasari, S.Sos., M.Ds., selaku dosen dan peneliti Fakultas Industri Kreatif.
Mengusung tema ‘Supply Chain Management Activities Using Macro Perspectives in MSEs’, Rieka menjelaskan mengenai penggunaan perspektif makro untuk pengelolaan rantai pasokan. Dalam kegiatan rantai pasok, ada tiga aspek yang dijalankan yaitu finansial, material dan informasi. Ketiga aspek ini akan terus berputar pada rantai pasok.
Pada aspek finansial, untuk arah dari supplier ke konsumen terkait dengan penagihan atau invoice dan teknologi pembayaran. Sementara untuk material, dari supplier ke konsumen terkait bahan baku atau komponen barang jadi. Kemudian untuk informasi bisnis itu sendiri, dari supplier ke arah pengguna akhir yaitu terkait kapasitas produksi, status pengiriman.
Dalam diskusi kali ini, fokus utama yang dibahas yaitu pada sentra industri. Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung No. 530 Tahun 2009, Kota Bandung memiliki 7 kawasan sentra industri yang dijadikan pusat bisnis. Sentra industri ini berperan besar dalam menaikkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan observasi lapangan, terdapat beberapa hambatan supply chain management pada sentra industri, antara lain adanya ketergantungan dengan pemasok bahan baku menyebabkan ketidakseimbangan supply chain management, hal ini juga dikarenakan komunikasi satu arah antara pemilik usaha dengan karyawan. Adanya hambatan dari sumber daya manusia juga dapat menghambat supply chain management.
“Berdasarkan observasi lapangan, sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan oleh kita sebagai akademisi untuk meningkatkan aktivitas mereka. Banyak dari mereka yang belum memahami mengenai supply chain management sehingga pada praktiknya mereka belum bisa menggunakan pengelolaan rantai pasok secara maksimal,” ucapnya.
Pembicara selanjutnya yaitu Dr. Ira Wirasari menjelaskan mengenai ‘Go Global: Branding strategy for Small and Medium Enterprise to Succeed in the Global Market’. Brand merupakan kepribadian atau personality, jadi brand ini tidak terkait dengan produk atau jasa saja, tapi kita sebagai manusia juga memiliki kepribadian atau personality yang disebut sebagai brand. Sedangkan branding merupakan image atau citra yang berkaitan dengan persepsi publik.
“Branding tidak hanya sekedar merk, tetapi branding merupakan hal yang dipersepsikan dengan nilai yang sama dengan apa yang ingin kita sampaikan kepada mereka. Oleh karena itu, kita harus memahami audiens kita agar terciptanya keterkaitan persepsi publik terhadap produk atau jasa yang kita miliki,” ucapnya.
Dr. Ira juga menambahkan bahwa di masa pandemi seperti saat ini, kita dapat melihat peluang melalui strategi branding untuk UMKM. Ada beberapa strategi branding UMKM untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya secara global di masa pandemi.
Kunci utama dalam Go Global Branding adalah digitalisasi. Digitalisasi Koperasi dan UMKM sebenarnya merupakan cara pemulihan ekonomi. Berdasarkan data yang ada, baru 13% UMKM di Indonesia yang terkoneksi secara digital sehingga sebagai akademisi kita dapat membantu meningkatkan UMKM di Indonesia.
“Strategi yang dapat dilakukan yaitu riset pemasaran, mengevaluasi portofolio produk pada saat memasuki era New Normal seperti saat sekarang, evaluasi harga dan pesaing juga harus dilakukan karena konsumen akan cederung menurunkan daya belinya di era pandemi ini, dan yang terakhir adalah fokus penjualan di saluran online,” ucapnya.