Tiga mahasiswi Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB), Telkom University (Tel-U) berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). Penelitian mereka berangkat dari fenomena yang sedang menarik perhatian publik saat ini, yaitu “Fenomena Ngemis Online pada Sosial Media TikTok Melalui Studi Interaksi Simbolik”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana fenomena ‘ngemis online’ berkembang di media sosial, apa yang mendasari fenomena ini dan alasan suatu aktivitas di media sosial dapat dikategorikan sebagai budaya ‘ngemis online’ .
Penelitian ini diprakarsai oleh tiga mahasiswi angkatan 2019, program studi S1 Digital Public Relation, Tim Gemisol. Tim Gemisol diketuai oleh Elfryda Amelia Dhamayanti bersama Puti Alifa Layynasha Alamsyah dan Salsabilla Widyarto sebagai anggota. Dibimbing oleh Dosen FKB, Sarah Derma Ekaputri, S.I.Kom., M.I.Kom.
Fenomena ini diawali dengan perkembangan internet, teknologi, dan media sosial yang saat ini telah berkembang semakin pesat dan menciptakan perubahan terhadap bagaimana cara berpikir dan cara hidup masyarakat dalam kegiatan sehari-hari.
“Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan media sosial yang telah dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk sebagai penunjang perekonomian masyarakat. Saat ini, banyak masyarakat memanfaatkan sosial media sebagai alternatif atau solusi untuk mendapatkan uang dengan cara yang terlihat mudah,” jelas Elfryda.
Contohnya adalah menjadi seorang content creator, mendapatkan penghasilan dari upaya meraih popularitas atau viralnya konten yang dibuat. Namun menciptakan konten-konten unik dan viral tentu bukanlah hal yang mudah bagi para content creator. Dikarenakan mereka harus memikirkan ide-ide nyeleneh sehingga memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari content creator lain. Seiring berjalannya waktu, hal ini jadi persoalan serius, menjadi awal dari fenomena ‘ngemis online’
Fenomena ‘ngemis online’ dan berbagai konten tidak bermutu sejenisnya, menumbuhkan faktor dan dampak negatif yang secara langsung bertentangan dengan hak asasi manusia serta terhadap kualitas generasi di masa depan. Diantaranya dapat melumpuhkan nilai-nilai kemanusiaan, menumbuhkan mental pengemis dan jiwa malas, serta mengeksploitasi kemiskinan terutama pada lingkup masyarakat tingkat kebawah. Hal ini dapat menimbulkan sifat ketergantungan pada pemberian orang lain. Akhirnya timbul sikap ketidakpedulian pada tindakan yang dilakukan demi menghasilkan uang dari konten yang mereka buat.
Melalui studi interaksi simbolik ini, Tim Gemisol memiliki harapan dapat mengkaji seperti apa dan bagaimana pemberi virtual gift dengan streamer dapat berinteraksi satu sama lain. Lalu bagaimana mereka memperoleh makna dari peristiwa yang sedang terjadi dan yang mereka alami secara pribadi.
“Selain itu kami harap penelitian yang melibatkan kajian ilmu komunikasi ini dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan terkait perkembangan sosial media terutama TikTok, sekaligus dampak sosial dan psikologis yang dapat terjadi terhadap para pengguna TikTok,” tutup Ketua Tim Gemisol, Elfryda.
Penulis: Elfryda Amelia | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations