BANDUNG, Telkom University – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan kebijakan “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka”. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya penyiapan kurikulum sebagai wadah rekognisi pembelajaran/kegiatan/aktivitas mahasiswa yang merdeka. Telkom University sebagai Perguruan Tinggi Swasta Terbaik No.1 di Indonesia mendukung program pembelajaran yang dicanangkan oleh pemerintah salah satunya berpartisipasi dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2021.
Dr. Achmad Rizal selaku Direktur Akademik Telkom University mengungkapkan bahwa program ini dilakukan guna mendorong mahasiswa agar bisa menguasai berbagai bidang studi keilmuan yang nantinya akan berguna di dunia kerja.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah secara bebas. Biasanya mahasiswa hanya akan memilih mata kuliah yang sesuai dengan Program Studinya masing-masing. Pada program ini terdapat mata kuliah ‘Modul Nusantara’, yaitu mata kuliah wajib atau kajian khusus yang berjumlah 2 SKS bagi mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Mata kuliah ini berisi keilmuan yang mempelajari tentang unsur loka karya (lokar), softskill, dsb. Di Telkom University sendiri ada 10 dosen yang mengampu mata kuliah tersebut.
Tujuan diselenggarakannya Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi mahasiswa baik dari segi softskill maupun hardskill dan para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain yang bertujuan untuk membuka ruang pertemuan bagi mahasiswa untuk berjumpa dan berbagi cerita satu sama lain. Ada berbagai bentuk kegiatan belajar lain yang akan dilakukan, di antaranya melakukan program magang atau praktik kerja, pengabdian kepada masyarakat, dsb.
Selain pengalaman, berbagai benefit akan didapatkan selama mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, di antaranya sertifikat, bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp2.400.000, mendapat uang saku bulanan, bahkan mahasiswa bisa menjadi mentor atau membantu dosen dalam pengajaran mata kuliah Modul Nusantara. Oleh karena situasi Pandemi COVID-19 saat ini, maka program ini dilaksanakan secara daring, walaupun awalnya direncanakan untuk dilaksanakan secara luring. Ada benefit lain jika program ini dilaksanakan secara luring/offline yaitu mendapat bantuan transportasi.
“Mekanisme yang harus dilakukan mahasiswa untuk mengikuti program ini adalah melakukan pendaftaran dengan login terlebih dahulu ke website https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/, kemudian melengkapi beberapa dokumen dan tentunya harus ada surat rekomendasi dari program studi masing-masing. Untuk mekanisme pelaksanaan, mahasiswa akan bisa mengambil mata kuliah 20 SKS dari perguruan tinggi lain, tetapi jika dirasa terlalu sulit, mahasiswa bisa mengambil 10 SKS dari universitas asal dan 10 SKS dari universitas lain,” jelas Dr. Achmad Rizal.
Seleksi dilakukan oleh KEMENDIKBUD RISTEK yang berlangsung pada akhir Agustus hingga awal Desember. Kemudian KEMENDIKBUD RISTEK akan melakukan evaluasi pada bulan Januari-Maret tahun depan.