Bandung – Telkom University sebagai PTS Terbaik No. 1 di Indonesia memiliki 7 fakultas yang terdiri dari 34 prodi dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 30.000. Mahasiswa ini tersebar dari Sabang sampai Merauke dan kurang lebih 45 persen berasal dari Jawa Barat, sisanya 55 persen tersebar dari pelosok negeri.
Dengan jumlah mahasiswa yang banyak serta persebaran mahasiswa yang luas, Telkom University terus menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari peluncuran mobile aplikasi Learning Management System.
Dr. Dadan Rahadian, S.T., M.M. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik menjelaskan bahwa sejak 2018, jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19 Telkom University telah mencanangkan strategi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran digital. Untuk mewujudkan itu Telkom University menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti membangun studio-studio untuk pengembangan konten digital pembelajaran daring dan membuat platform untuk pengelolaan pembelajaran daring.
“Kita memiliki unit yang mengelola pembelajaran daring yang kita sebut dengan CeLOE atau Center e-Learning and Open Education dan platform untuk pengelolaan pembelajaran daring yaitu LMS atau Learning Management System. Ini untuk membantu dosen-dosen menyiapkan dan membuat konten pembelajaran daring,” ungkapnya.
Dr. Dadan Rahadian juga mengatakan bahwa Telkom University telah menyiapkan implementasi Blended Learning di tahun akademik 2020/2021 semester ganjil. Blended Learning merupakan sistem pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka tradisional dengan pembelajaran daring. Setiap mata kuliah wajib memiliki konten digital di dalam CeLOE LMS yang merupakan platform pembelajaran daring di Telkom University.
“Kami mewajibkan minimal 25 persen atau empat pertemuan perkuliahan yang wajib dilaksanakan secara daring. Namun sebagaimana kita ketahui di awal tahun 2020 ini pandemi Covid-19 telah memaksa semua perguruan tinggi melakukan fully online learning atau daring penuh. Model pembelajaran blended learning yang rencananya yang akan kita lakukan di semester ganjil tahun 2020/2021 ini sekarang sedang berjalan dan terpaksa dilakukan menjadi fully online learning, tidak ada pembelajaran tatap muka di kelas, semuanya menggunakan tatap muka daring. Meskipun tidak dalam kapasitas penuh, Alhamdulillah pelaksanaan fully online learning di masa pandemi ini dapat berjalan dengan baik.”
Selain memiliki CeLOE LMS untuk pembelajaran daring, Telkom University telah meluncurkan aplikasi pembelajaran berbasis mobile yaitu CeLOE LMS Mobile. Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa bahkan dosen untuk melaksanakan pembelajaran kapanpun, di manapun dan menggunakan device apapun. Melalui aplikasi ini, dosen dapat mengetahui jadwal mengajar, melihat dan menjawab pertanyaan mahasiswa, melihat interaksi mahasiswa dan memberikan quiz.
Bersamaan dengan CeLOE LMS Mobile, Telkom University juga meluncurkan aplikasi CeLOE Open Courseware (OCW) Mobile. Ini merupakan aplikasi open education yang dapat diakses masyarakat luas.
“Melalui CeLOE OCW, ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Dr. Dadan menambahkan Pandemi Covid-19 ini yang bukan hanya berdampak pada sektor Pendidikan tapi hampir semua sektor ekonomi, bisnis, non profi, pemerintah dan sebagainya. Kebiasaan baru ini merupakan salah satu masalah di dalam pembelajaran daring. Bukan hanya mahasiswa bahkan dosen juga sebagian besar belum terbiasa memberikan pembelajaran dalam bentuk daring.
Tranformasi pembelajaran daring ini bukan lagi pilihan, tapi adalah suatu keharusan di dalam perubahan lingkungan yang terjadi di seluruh dunia. Keluhan-keluhan tentunya ada, tapi yang penting adalah bagaimana setiap pihak dari unsur-unsur pembelajaran baik dosen, mahasiswa, tenaga-tenaga pendukung akademik ini membantu proses transformasi pembelajaran.
“Keluhan-keluhan itu kita tanggapi dengan positif dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan pada persisteman, perbaikan-perbaikan yang sifatnya bisa merubah habit sehingga pembelajaran daring itu bisa memperbaiki kualitas pembelajaran tatap muka.”
Dr. Dadan Rahadian juga menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki satu tanggung jawab untuk senantiasa menjaga penjaminan mutu sehingga stakeholder utama yaitu mahasiswa mendapatkan pendidikan yang benar-benar bisa menjamin employability. Dalam proses penjaminan mutu tersebut Telkom University menerapkan outcome based education system.
“Outcome kami adalah profil lulusan yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dari industri. Semua itu kami terjemahkan dalam rencana pembelajaran semester yang kita tempatkan nantinya pada learning management system. Semua sistem itu tentunya kita rencanakan, kita kelola dan monitor sehingga pada akhirnya akan menciptakan sistem pembelajaran yang berkualitas.”
Telkom University juga saat ini dalam proses sertifikasi dosen dalam rangka penjaminan mutu pembelajaran daring. Dosen diwajibkan untuk mengikuti dua sertifikasi yaitu CeLOE Moodle Course Certification (CMCC) dan CeLOE Course Content Creator Certification.