Bandung, 19 November 2025 – Di tengah dominasi gawai dan permainan digital, keberadaan mainan dan permainan tradisional Nusantara perlahan mulai memudar dari ruang bermain anak-anak. Namun, di kaki Bukit Pakar, tepatnya di Komunitas Hong, Ciburial, Kabupaten Bandung, nyala budaya itu kembali dinyalakan, bukan dengan nostalgia semata, melainkan melalui desain inovatif yang relevan dengan zaman.
Kolaborasi antara Program Studi S1 Desain Produk dan S1 Kriya (Tekstil & Fashion), Telkom University, bersama Komunitas Hong, menghasilkan program pengabdian masyarakat berjudul “Eksplorasi Ekosistem Mainan Tradisional bersama Komunitas Hong untuk Keberlanjutan Budaya”, yang merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) tahun pendanaan 2025. Kegiatan ini berlangsung sejak Oktober hingga Desember 2025.
PISN (Program Inovasi Seni Nusantara) adalah program pengabdian masyarakat yang dinaungi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang mendorong inovasi seni agar berdampak nyata di komunitas.
Dipimpin oleh Nurul Fitriana Bahri, S.Ds., M.Ds., tim ini melibatkan dosen Terbit Setya Pambudi, S.T., M.Ds., Andrianto, S.Sn., M.Ds., dan Gina Shobiro Takao, S.Sn., M.Ds., serta tiga mahasiswa S1 Desain Produk Telkom University.
“Harapannya dengan dukungan perbaikan fasilitas, proses dokumentasi mainan dan permainan tradisional, pengembangan sumber daya manusia serta produk turunan mainan yang ada, Komunitas Hong sebagai mitra semakin berkembang dan memperkenalkan permainan tradisional sunda ini ke ranah yang lebih luas lagi” ujar Nurul.
Komunitas Hong, yang selama ini aktif menjadi ruang edukasi permainan tradisional, menghadapi tantangan nyata, tata ruang permainan belum terstruktur, fasilitas panggung terbatas, dan minim signage edukatif. Hal ini berpotensi menurunkan kualitas pengalaman pengunjung serta mengurangi kejelasan nilai budaya di balik setiap permainan.
Sebagai respons, tim Telkom University mengembangkan solusi berbasis partisipasi yang meliputi:
- Penataan tiga zona area permainan berdasarkan jenis aktivitas,
- Perbaikan area halaman multifungsi sebagai ruang ekspresi seni dan budaya,
- Pembuatan 10 signage edukatif yang menjelaskan tentang permainan yang ada,
- Tiga prototipe produk turunan berbasis mainan tradisional yang diadaptasi dengan kebutuhan masa kini, sehingga memberikan pengalaman baru namun tetap menjaga esensi permainan aslinya.
Dalam proses kolaboratif ditandai dengan Forum Diskusi Kreatif yang dihadiri para anggota Komunitas Hong pada Rabu, 12 November 2025, yang menghadirkan tiga sesi tematik:
- Optimalisasi Media Sosial sebagai Strategi Promosi Budaya,
- Revitalisasi Mainan & Permainan Tradisional dalam Era Digital,
- Merancang Ruang Interaktif, Signage Edukatif, dan Produk Turunan sebagai Strategi Keberlanjutan Budaya.
Selain itu, dua sesi dokumentasi permainan tradisional di Komunitas Hong telah dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permainan tradisional sekaligus memperkuat dokumentasi budaya. Hasil dari proses dokumentasi tersebut selanjutnya akan dipublikasikan melalui laman Instagram Program Studi S1 Desain Produk dan Komunitas Hong, serta pada kanal YouTube masing-masing instansi.
Lewat kolaborasi ini, Telkom University membuktikan bahwa desain bukan hanya soal estetika, tapi juga tanggung jawab sosial dan budaya, sebuah komitmen nyata dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penulis: Nur Sabariah | Editor: Adnan | Foto: Narasumber