Bandung, Telkom University – Salah satu dosen Telkom University (Tel-U), Dr. Casmika Saputra membuat sebuah penelitian mengenai Sistem Monitoring Pergerakan Tanah berbasis Serat Optik dan Wireless Sensor Networks untuk pemantauan Lereng di Perlintasan Kereta Api. Penelitian ini sukses meraih pendanaan program Kedaireka 2023 dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Saputra menemukan bahwa tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi dengan rata-rata 552 kejadian dalam 4 tahun terakhir. Di Indonesia, lebih dari 400 titik daerah yang dilalui oleh jalur kereta api di Pulau Jawa berpotensi mengalami bencana longsor.
“Pada penelitian ini, kami bersama dengan Mitra Utama kami yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI) sepakat bahwa diperlukan sistem yang dapat memantau pergerakan tanah lereng di sepanjang jalur kereta api. Sehingga potensi longsor dapat diperkirakan. Tujuannya tentu menghindari kerugian material, serta peningkatan keamanan dan keselamatan penumpang KAI.” jelas Saputra.
Adapun beberapa keunggulan dari inovasi yang diusulkan diantaranya: Kemudahan instalasi di sepanjang jalur kereta api karena alat yang Portabel; Menggunakan Wireless Sensor Network dan Internet of Things sehingga monitoring bisa dilakukan jarak jauh; Penggunaan serat optik sebagai sensor menghemat biaya pemasangan dan perawatan dibandingkan menggunakan extensometer.
Tim pengusul bersama mitra sepakat akan melakukan inovasi sistem pemantauan pergerakan tanah berbasis serat optik. Dengan memanfaatkan serat optik, pergeseran tanah dapat diperkirakan dengan metode optical fiber loss (OFL) dan optical time domain reflectometer (OTDR).
“Jika menggunakan extensometer untuk pendeteksian pergerakan tanah lereng, diperlukan banyak titik pemasangan divais extensometer. Namun dengan memanfaatkan fiber optik, cukup satu divais untuk memantau satu lereng.” ungkap Saputra.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations