Sinergitas Manajemen, Teknologi, dan Inovasi Dalam Menciptakan Pertumbuhan Bisnis yang Kompetitif (SCBTII XI)

1 1

Zoom, Telkom University – Sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia, Telkom University setiap tahunnya menggelar International Conference dari setiap fakultas untuk mempererat hubungan kerjasama antara Tel-U dan beragam kampus di luar negeri serta untuk tetap mengikuti perkembangan global terkini baik pada sector Teknologi, Bisnis, dan Inovasi.

Pada Jumat, (10/7), Telkom University melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) kembali menggelar Sustainable Collaboration in Business, Technology, Information and Innovation (SCBTII) ke-11. Sekilas mengenai SCBTII, ini merupakan konferensi internasional yang mempertemukan Akademisi, Profesional, Entrepreneur, Peneliti, Pelajar, dan sektor relevan lainnya yang memiliki minat khusus pada teori dan praktik di bidang ekonomi digital untuk memperkuat daya saing global.

Pada SCBTII 2020 ini, topik yang diangkat adalah Synergizing Management, Technology and Innovation in Generating Sustainable and Competitive Business Growth. Topik tersebut diambil berdasarkan data Bank Dunia yang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 melemah menjadi 3,6% dari sebelumnya 3%.

Sehingga pemerintah Indonesia memperkenalkan kebijakan Transformasi Ekonomi. Untuk mendukung konsep Transformasi Ekonomi tersebut, perlu dukungan dari berbagai sektor. Setiap perusahaan harus memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan seperti kemampuan manajemen yang baik, penguasaan bidang teknologi, strategi inovasi untuk beradaptasi dengan perkembangan tren saat ini.

Untuk membahas lebih dalam mengenai hal tersebut, Tel-U mengundang tiga pembicara yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing.

Keynote Speaker pada event ini merupakan VP Enterprise Planning & Strategy Telkom Indonesia, yaitu Ir. Ahmad Hartono, M.M., membahas mengenai Corporate Strategy to Build the Sustainable & Competitive Business in Economic Transformation.

Speaker selanjutnya adalah Senior Lecturer dari Taylor’s University, Malaysia, yaitu Dr. Muhammad Haseeb akan membahas mengenai Using Well-Being Research to Transform Our World.

Speaker ketiga merupakan Vice Rector for Academic Affairs, Telkom University, yaitu Dr. Dadan Rahadian, S.T., M.M. dengan materi mengenai Mastering Science and Technology in Generating Competitive and Sustainable Bussiness in Banking Sector.

Ir. Ahmad Hartono menjelaskan bahwa Transformasi Digital Nasional melingkupi tiga sektor besar paling utama, yaitu Pemerintahan, Perusahaan, dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Pada sektor pemerintahan implementasi teknologi digital paling besar pada Agricultural, Kesehatan, Logistik, dan Edukasi. Begitupun pada dua sektor lainnya yaitu perusahaan dan UKM, Setiap tahunnya bertumbuh baik secara fasilitas digital (Enterprise) maupun pangsa pasar online bagi UKM.

“Transformasi merupakan sebuah keharusan, bisa dimulai dari tiga poin berikut yaitu Membangun individu yang bertalenta dan bedaya saing global (People), Budaya inisiatif yang memberikan dampak positif bagi perusahaan (Culture), dan menciptakan struktur organisasi yang Efisien & Gesit (Organization).” Ungkap Ahmad.

Selanjutnya pembahasan menarik dari Muhammad Haseeb mengulas mengenai bagaimana Well-Being (Kesejahteraan) dan Kebahagiaan mampu mengubah kita menjadi Individu yang lebih baik dan membantu perubahan pada dunia. Beliau menyimpulkan Kesejahteraan memiliki dua kata kunci utama, yaitu Feeling Good (Being Happy) dan Berfungsi (Bermanfaat) dengan baik. Sehingga Ketika dua hal tersebut tercapai, individu mampu bekerja produktif dan berkontribusi baik pada komunitasnya.

Pembahasan terakhir dari Dr. Dadan Rahadian, mengenai bagaimana tantangan yang dihadapi oleh sektor perbankan di era Transformasi Ekonomi Digital ini. Data menunjukkan bahwa mulai tahun 2008, tantangan dan ancaman terbesar sektor perbankan adalah menjamurnya perusahaan Financial Technology (Fintech) di Indonesia.

“Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena banyak peminjam maupun pemodal beralih dari Bank dan mulai menggunakan Fintech. Misal Peer to Peer lending. Selain proses nya lebih cepat, bunga yang diberikan terbilang terjangkau. Setiap orang pada bisnis P2P bisa menjadi peminjam dan mendapatkan keuntungan dari selisih bunga dan pokok.” Ungkap Dadan.

Kembali memaparkan, Dadan juga menyampaikan bahwa pada beberapa tahun terakhir Perbankan mulai melebarkan sayapnya untuk menggaet pasar Millenials dengan meluncurkan produk-produk ramah anak muda serta ikut berkecimpung dalam bisnis P2P.

“Sekarang, para anak muda bisa membuka rekening bank langsung dari rumah. Tidak perlu repot-repot ke kantor. Bahkan ada beberapa perbankan yang menyediakan layanana pick-up bagi nasabah baru. Ini merupakan sebuah inovasi untuk bertahan dalam hantaman transformasi ekonomi digital saat ini.” Jelasnya.

Setiap institusi maupun perusahaan memiliki caranya masing-masing dalam menghadapi transformasi ekonomi digital yang sudah mulai berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Semuanya bertujuan untuk bersinergi menciptakan sistem manajemen, teknologi, dan inovasi dalam menumbuhkan bisnis yang kompetitif.