Bandung, 6 Mei 2024 – Air adalah kebutuhan vital yang tak terhindarkan, namun tingginya kebutuhan ini telah mengubahnya menjadi komoditas yang dapat diakses dengan sistem berbayar. Perusahaan Air Minum (PAM) berperan sebagai penyedia air bersih berbayar untuk masyarakat di berbagai daerah. Namun, tantangan tidak hanya terletak pada penggunaan air oleh masyarakat, tetapi juga pada masalah pengelolaan yang kompleks yang dihadapi oleh sejumlah PAM di seluruh negeri.
PAM dihadapkan pada beragam tantangan terkait manajemen air, termasuk sistem pencatatan meteran yang masih manual, yang dapat menimbulkan kerugian akibat Non-Revenue Water (NRW) atau air yang terpakai namun tidak dapat ditagihkan. Tentunya, di sisi pelanggan, pencatatan yang tidak akurat sangat merugikan terutama dalam hal membayar.
Dosen Fakultas Rekayasa Industri (FRI) Dr. Hanif Fakhrurroja selaku peneliti Telkom University (Tel-U), bersama dengan timnya dan PT Multi Instrumentasi, telah berhasil menciptakan perangkat hardware dan sistem software untuk membaca meteran air secara otomatis dan real time. Melalui hibah Kedaireka Matching Fund, riset ini mengembangkan tiga jenis produk materan air dengan fungsi yang berbeda yakni riset di tahun pertama purwarupa Automated Water Meter Reading (AMR).
Perangkat AMR dipasang langsung pada meteran air pelanggan dan dilengkapi dengan sensor LC Capacitor dan Inductor untuk membaca putaran jarum meter air secara otomatis yang kemudian data yang diperoleh dienkripsi (metode mengamankan data dengan cara mengubah data yang tadinya mudah dibaca menjadi kumpulan tulisan yang tidak bisa dipahami) dan kemudian dikirim melalui koneksi LoRaWan ke server IoT Antares yang ditampilan di smart dashboard dan dapat dipantau secara langsung oleh PAM maupun pelanggan.
Riset ini pun menghasilkan sistem monitoring smart dashboard automated water meter reader berbasis website. Di dalamnya terdapat monitoring manajemen tagihan, manejemen air, dan manajemen pelanggan yang dapat menjadi acuan ketika akan melakukan pemeliharaan waduk penampungan air. PAM dapat melakukan efisiensi dalam proses pencatat meteran air, karena semua dapat dilihat secara otomatis berbasis IoT.
Produksi inovasi kedua untuk materan air konvensional (meteran kuningan) yang tidak dapat dibaca oleh AMR. Sistem yang digunakan yakni ESP32CAM (sebuah mikrokontroler yang dilengkapi dengan internal kamera 2MP, kartu microSD dan perlengkapan untuk menggunakan antena eksternal.) dengan sistem image to text yang dimudian dikonversikan dari gambar ke teks lalu dikonversikan ke rupiah.
Produk innovasi terakhir yang sedang dikembangkan adalah meteran air menggunakan sistem token (smart water mater IoT-Based). Pelanggan dapat mengisi token yang dimasukkan ke meteran air, sehingga penggunaan air dapat diatur seuai dengan jumlah pembayarannya.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, pengguna dapat mengaksesnya melalui keypad di ponsel atau melalui sistem Bluetooth yang berdekatan dengan meteran air. Dengan ini, penggunaan air dapat dikelola baik secara pascabayar maupun prabayar.
Meteran air berbasis token dapat diimplementasikan di daerah yang belum memiliki jaringan LoraWAN. Riset ini telah melibatkan 26 mahasiswa Tel-U dalam berbagai kegiatan, mulai dari desain hingga pengujian lapangan. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk hardware yang dihasilkan sudah mencapai sekitar 80%. Rencananya, setelah tahap uji coba pada tahun 2024, produk inovatif ini diharapkan dapat dirilis pada tahun 2025.
Penulis: Annora Narda Na’ilah Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations