Bandung, 6 September 2024 – Telkom University (Tel-U) melalui Fakultas Rekayasa Industri (FRI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi teknologi digital di sektor manufaktur melalui program Matching Fund Kedaireka 2023. Salah satu hasilnya adalah pengembangan Smart Smelter berbasis Digital Twin, yang diterapkan pada lini produksi PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM).
Digital Twin adalah konsep yang memungkinkan representasi digital dari objek fisik, dalam hal ini smelter, yang memungkinkan pemantauan dan pengendalian secara real-time. Namun, penerapan konsep ini memerlukan beberapa pertimbangan penting, seperti metode pengambilan data di lini produksi yang harus didukung oleh sensor dan dilakukan secara kontinyu. Peralatan yang digunakan di perusahaan juga harus sesuai dengan standar Industrial Internet of Things (IIoT) agar proses produksi dapat dipantau dan dikendalikan secara optimal.
Ketua Tim Pelaksana program, Dr. Eng. Murman Dwi Prasetio, S.T., M.B.A., yang juga merupakan dosen Fakultas Rekayasa Industri (FRI) Tel-U, menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah mengintegrasikan alat-alat di PT Inalum yang masih beroperasi secara terpisah. “Dengan penerapan Digital Twin ini, kami berharap data dapat terkumpul secara real-time sehingga proses pengendalian dan pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat,” ujarnya pada kanal Youtube Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Tel-U.
Platform Digital Twin yang dikembangkan oleh tim dari Tel-U ini diharapkan dapat teruji di lapangan. Implementasi platform ini tidak hanya memungkinkan pengumpulan data secara otomatis, tetapi juga memfasilitasi pemantauan dan pengendalian yang lebih efektif, khususnya pada proses casting di PT Inalum. Kolaborasi antara pengembang dan PT Inalum menjadi kunci untuk mempercepat penerapan dan pengujian platform ini.
Lebih lanjut, Dr. Murman menambahkan bahwa penelitian ini mengintegrasikan model fisik smelter yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk 3D. Setiap data yang diambil, baik dari pemantauan suhu, pengukuran, hingga kecepatan produksi, akan diinterpretasikan untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pihak pengelola.
Penelitian ini sudah berlangsung sejak selama tiga bulan, mulai dari Oktober hingga Desember 2023 sampai akhirnya berhasil lolos dalam program Matching Fund Kedaireka 2023. Dalam periode tersebut, tim peneliti akan mengidentifikasi data apa saja yang bisa diambil, dimodelkan, serta diinterpretasikan untuk kemudian divisualisasikan melalui dashboard. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas perusahaan dan mempercepat proses pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan.
Program ini diharapkan dapat mendukung tercapainya target kinerja perusahaan, khususnya dalam meningkatkan efisiensi melalui integrasi Digital Twin dengan sistem manufaktur. Dengan pemantauan dan pengelolaan lini produksi secara real-time, perusahaan dapat lebih cepat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah yang tepat, memastikan proses produksi berjalan lebih efisien dan efektif.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations