Dalam sosialisasi ini Suryo Adhi WIbowo, Ph.D., selaku dosen dan Wakil Ketua Pusat Penelitian ADWITECH Telkom University mensosialisasikan program baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan (Kemendikbud Dirjen Dikti) tentang Kedaireka.
Suryo menyampaikan Kedaireka sendiri merupakan sebuah platform dari Kemendikbud, dimana melalui Kedaireka ini merupakan jembatan antara pihak industri dengan insan pendidikan tinggi.
“Melalui Kedaireka kita sebagai insan dikti dapat membantu permasalahan yang terjadi dalam dunia industri dan masyarakat.” Ucapnya.
Suryo menyampaikan dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang ditetapkan Kemendikbud, dimana terdapat delapan indikator utama untuk mewujudkan kampus merdeka, diantaranya adalah lulusan dapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman diluar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di kampus, hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat dan dapat di rekognisi internasional, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, kelas kolaboratif dengan partisipatif,dan program studi berstandar internasional.
“dari delapan indikator tersebut, terdapat peluang baru dalam mengakselerasi keilmuan di kampus, dan terdapat tantangan dalam berkolaborasi, melalui platform kedaireka ini menjadi jawaban dari tantangan tersebut, dimana melalui kedaireka akan memberikan solusi kolaborasi dari pihak industri akan memberikan masalah yang terdapat di industri dan pihak pendidikan tinggi akan memberikan solusi dari masalah tersebut.” Ucapnya.
Selain tempat bertemunya pihak industri dan akademisi, Suryo menambahkan bahwa di kedaireka semuanya bersifat transparan, sehingga kedua belah pihak mampu menyepakati kerjasama dengan baik.
“melalui kedaireka pula, kedepan kita akan mampu mengakselerasi inovasi di Indonesia, dan mewujudkan kolaborasi pentahelix.” Jelasnya.
Selain Suryo, turut hadir sebagai narasumber, Drs. Endang Taryono (Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Dikti Kemdikbud), dimana lebih dalam Endang menjelaskan tentang terobosan baru dalam mekanisme pendanaan perguruan tinggi melalui insentif matching fund sebesar Rp 250 Miliar.
“Insentif hibah ini bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi untuk mencapai 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud, dan melalui platform Kedaireka, pihak perguruan tinggi dari berbagai wilayah Indonesia memiliki kesempatan yang setara untuk berkolaborasi dengan dunia usaha/industri dan mengajukan insentif matching fund tersebut.” Jelasnya.
Endang juga menjelaskan untuk mewujudkan kampus merdeka, Kemendikbud telah mengeluarkan 4 program baru selain matching fund senilai 250 miliar yang diperuntukan untuk dosen, akan ada program kompetisi kampus merdeka senilai 500 miliar rupiah untuk pengembenganan program studi di pendidikan tinggi, dan program kampus merdeka senilai 1500 miliar rupiah untuk seluruh pendidikan di Indonesia mulai dari paud hingga perguruan tinggi, serta ada insentif BOPTN berbasisi indicator kerja utama.
“Matching fund adalah bentuk hadirnya pemerintah dalam mewujudkan kampus merdeka di Indonesia, dan memecahkan masalah-masalah yang terdapat di dunia industri, dan mampu meningkatkan inovasi di Indonesia.” Jelasnya.