Study-life Balance: Pengertian, Pentingnya, serta Tips Efektif untuk Mencapai Study-life Balance yang Optimal

Study life Balance Pengertian Pentingnya serta Tips Efektif untuk Mencapai Study life Balance yang Optimal

Telkom University – Di era akademis yang serba cepat dengan eksistensi digitalisasi, mahasiswa dihadapkan dengan tantangan yang unik dengan menyeimbangkan tuntutan studi mereka dengan kegiatan organisasi atau ekstrakurikuler. Konsep ini dikenal sebagai Study-life Balance.

Menyeimbangkan kuliah dan kehidupan pribadi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Padahal, hal tersebut sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa arti Study-life Balance, serta beberapa tips efektif untuk membantu mahasiswa mencapai Study-life Balance yang optimal.

Apa yang Dimaksud Dengan Study-life Balance?

Apabila kamu sering mendengar istilah “Work-life Balance”, sebenarnya konsep “Study-life Balance” hampir sama. Hanya saja, Study-life Balance diliat dari sudut pandang sebagai pelajar yang notabenenya membutuhkan adaptasi, dan terkadang merasa stres dengan tuntutan akademik mereka. Baik Work-life Balance maupun Study-life Balance, keduanya sama-sama memiliki konsep untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan maupun akademis.

Study-life Balance merupakan konsep yang merujuk pada keseimbangan antara waktu yang dihabiskan untuk hal akademis, kehidupan pribadi, keluarga, dan rekreasi. Study-life Balance memiliki tujuan untuk memastikan bahwa kamu tidak hanya fokus pada studi, tetapi juga memiliki waktu yang cukup untuk menjaga kesehatan fisik, mental, serta aktivitas lainnya yang memberikan kebahagiaan tersendiri.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Lagu Semangat untuk Belajar dan Tingkat Konsentrasi

Mengapa Study-life Balance Penting Bagi Mahasiswa?

1. Meningkatkan Produktivitas

Di saat kamu memiliki keseimbangan yang baik antara belajar dan beristirahat dengan waktu yang terstruktur, kamu cenderung akan lebih produktif. Istirahat yang cukup serta melakukan kegiatan di luar jam belajar dapat menyegarkan pikiran dan recharge energy kamu!. Pada akhirnya, waktu belajar menjadi lebih efektif.

2. Menjaga Kesehatan Mental

Mahasiswa yang terlalu fokus pada akademik tanpa waktu bersosialisasi atau istirahat yang cukup beresiko mengalami stress, kecemasan, bahkan burn-out. Study-life Balance di sini memiliki peran penting untuk membantu mencegah kondisi ini dengan memberikan ruang untuk menenangkan pikiran dengan kegiatan yang menyenangkan.

3. Membangun Kehidupan yang Lebih Seimbang

Mahasiswa yang terlalu fokus pada akademik tanpa waktu bersosialisasi atau istirahat yang cukup beresiko mengalami stress, kecemasan, bahkan burn-out. Study-life Balance di sini memiliki peran penting untuk membantu mencegah kondisi ini dengan memberikan ruang untuk menenangkan pikiran dengan kegiatan yang menyenangkan.

Baca Juga: Mengenal Lifelong Learning (Belajar Sepanjang Hayat): Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Tips Study-life Balance untuk Mahasiswa Anti Stress

1. Rencanakan dan Prioritaskan Tanggung Jawab dengan Baik

Kamu dapat membuat jadwal atau to-do-list untuk menjaga keseimbangan waktumu sehari-hari. Buatlah prioritas antara tugas-tugas akademik, kegiatan organisasi atau ekstrakurikuler, maupun waktu bersantai. Aplikasi digital seperti Microsoft To-Do-List, Google Celendar, atau Notion dapat membantumu mengatur jadwal dengan lebih efektif.

    Jadwal yang baik harus mencakup waktu untuk istirahat dan rekreasi, sehingga kamu tidak akan merasa jenuh. Kamu tak hanya fokus pada tugas akademik, namun juga memperhatikan kebutuhan pribadi dan sosial.

    2. Tentukan Metode dan Tempat Belajar yang Tepat, Jangan Menunda Tugas!

    Siapa yang suka bilang “ntar dulu.” di saat diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kuliah? Jangan dibiasakan, ya!. Jangan pernah menunda hal-hal akademis yang merupakan prioritas utamamu sebagai seorang mahasiswa, Remember, time is money. Dengan menunda-nunda, jadwalmu akan hancur berantakan, memaksa kamu untuk melakukan segala sesuatu di menit-menit terakhir.

    Agar belajar dan bekerja lebih menyenangkan, cobalah cari metode belajar yang cocok dan nyaman untukmu.

    Mungkin, kamu bisa menggunakan ”Teknik Podomoro” dengan menggunakan waktu bekerja selama 25 menit, lalu beristirahat selama 5 menit. Siklus ini bisa kamu ulangi hingga selesai. Apabila kamu memiliki banyak tugas, kamu dapat memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih mudah untuk dikerjakan agar tidak kewalahan. Yang penting, jangan coba untuk menyelesaikan semuanya sekaligus

    3. Memiliki Kehidupan Sosial dan Pribadi yang Aktif

    Strategi Study-life Balance berikutnya adalah menjaga kehidupan sosial dan pribadimu. Sibuk di dunia perkuliahan, bukan berarti kamu harus mengorbankan waktu bersosialisasi dan diri sendiri.  Kamu dapat menjaga kehidupan sosialmu dengan manajemen waktu yang baik.

    Bergabung dalam organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sesuai minat kamu, atau sederhananya meluangkan waktu untuk berbicara dengan temanmu, maupun berbagi cerita, dan berbagi rasa dukungan yang membuatmu merasa lebih terhubung. Berinteraksi dengan orang sekitar dapat membantu mengurangi stress dan kecemasan yang seringkali datang dari tekanan akademik. Selain bersosialisasi, meluangkan waktu untuk diripenting untuk menjaga kesehatan emosional dan mental

    4. Berikan Waktu Luang untuk Diri Sendiri

    Setiap perkuliahan pasti ada masa stresnya. Bahkan, orang-orang paling sukses sekalipun menghadapi tantangan besar. Jadi, apa yang bisa kamu lakukan? salah satu cara efektif untuk mengurangi rasa lelah tersebut adalah dengan mengambil jeda. Di saat kamu sudah merasa kewalahan, luangkan waktu untuk dirimu sendiri, bahkan jika hanya beberapa menit. Hal ini dapat membantumu melepaskan tekanan akademik, dan recharge energi kamu! Be gentle with yourself. You’re doing the best you can. Go take a rest. You deserve it.

    5. Jangan Sungkan untuk Meminta Bantuan dan Dukungan

    Hey! Jika kamu merasa kewalahan, ingatlah: Kamu tidak sendirian! Jangan takut untuk mengambil jeda, dan meminta bantuan. Walau kegiatan akademis penting, kesehatan mentalmu juga penting! Kamu dapat memanfaatkan sumber daya kampus seperti dukungan mahasiswa atau fasilitas konseling untuk mendapatkan dukungan akademis dan mengelola stess. Kamu juga bisa berbicara dengan dosen atau mentor. Mereka dapat memberi saran dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi untuk mencapai Study-Life Balance.

    6. Realistis dengan Ekspektasi Diri

    Tanpa kita sadari, seringkali kita merasa tertekan oleh ekspektasi yang tinggi, baik dari sendiri maupun orang lain. Akan tetapi, satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa diri kitalah yang memiliki kekuatan untuk mengubah cara pandang kita terhadap ekspektasi tersebut.

    Tanyakan pada dirimu sendiri “Apakah ekspetasi ini benar-benar sesuai dengan siapa aku sekarang?”

    Percayalah, menetapkan ekspektasi yang realistis akan apa yang bisa kamu capai dalam sehari atau seminggu akan membuatmu merasa lebih terkendali.

    7. Apresiasi Diri Sendiri

    Apresiasi diri adalah kekuatan terbesar. Terkadang, pengakuan terbaik bukan datang dari orang lain, tapi dalam dirimu sendiri. Kamu harus yakin, bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik! Kamu dapat melakukan hal-hal yang kamu sukai,  karena hal ini dapat menunjukkan rasa terima kasih dan rasa sayang untuk dirimu yang sudah melakukan hal yang terbaik. Kamu juga dapat melakukan self reward dengan traveling, membeli barang yang kamu suka, ataupun yang lainnya! Rayakan setiap langkah kecilmu, karena perjalanan yang sudah kamu lakukan adalah milikmu sendiri.

    Baca Juga: Belajar Bahasa Inggris Lebih Seru Lewat Lagu!

    S1 Digital Psychology Telkom University

    Di era yang serba teknologi ini, digitalisasi telah memberikan banyak perubahan positif bagi kehidupan manusia, termasuk dunia mahasiswa. Dengan adanya digitalisasi, tantangan baru hadir bagi kesehatan mental.

    Jurusan Digital Psychology Tel-U berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan metode pembelajaran yang relevan bagi mahasiswa sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan kompeten yang siap menghadapi tantangan era digital, memilki kompetensi dalam pengelolaan sumber daya manusia berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta memberikan konseling dan dukungan psikologis dengan memanfaatkan media digital, membangun komunitas intervensi psikologi dengan solutif.

    Untuk info mendetail, kamu dapat mengunjungi laman SMB Telkom University dan segera daftarkan dirimu di Telkom University!

    Kesimpulan

    Memiliki Study-life Balance merupakan impian semua mahasiswa. Menyeimbangkan kehidupan perkuliahan dan kehidupan pribadi menjadi tantangan, tapi kamu dapat melewati semuanya dengan menerapkan beberapa tips di atas. Selain sukses secara akademik, kamu juga bisa menikmati kehidupan pribadi yang sehat dan produktif.

    Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang sedang menerapkan Study-life Balance!

    Penulis: Adinda Cantika Putri | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *