Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan Telkom University mengadakan Setneg Mantul Goes to Campus di Aula Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University, Senin lalu (10/4). Kegiatan yang diadakan sebagai upaya menyukseskan diseminasi informasi serta menyukseskan gaung dan glorifikasi kegiatan keketuaan ASEAN 2023 ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang bergabung baik secara luring maupun daring.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Telkom University, Dr. Rina Pudji Astuti, M.T., mengungkapkan kontribusi Telkom University pada gelaran KTT ASEAN dilakukan melalui penguatan yang sejalan dengan Sustainable Development Goals, yaitu Digital Education, Renewable Energy, MSMEs Development, dan Village Empowerment.
“Menyambut keketuaan KTT ASEAN 2023, kami sebagai lembaga pendidikan tentunya mendukung pada segi penguatan riset, inovasi dan pendidikan. Seperti misalnya menghasilkan lulusan yang berkompeten, menelurkan beragam produk inovasi tepat guna, kerja sama dengan industri, dan lain sebagainya. Peran generasi muda pada helatan akbar ini sangat penting, sivitas akademika kami siap bersinergi dan menyambut KTT ASEAN” ungkap Rina.
Hadir sebagai keynote speaker, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo dan Ketua Bakohumas, Usman Kansong, menyampaikan bahwa humas, perguruan tinggi, dan mahasiswa memiliki urgensi untuk bersinergi menjadikan ASEAN berperan penting dan relevan dalam menghadapi perkembangan teknologi.
“Tahun 2023 ini merupakan kelima kalinya Indonesia memegang keketuaan ASEAN. Tahun ini mengusung tema, ASEAN Matters, Epicentrum of Growth. Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan di kawasan ASEAN dan dunia. Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat ekonomi dunia. Berbagai tantangan hadir baik dari dalam maupun dampak implikasi konflik dari luar. Ini merupakan tantangan bagi peran humas, perguruan tinggi, mahasiswa, untuk menjawab tantangan tersebut,” tutur Usman Kansong.
Kepala Biro Humas Kementerian Sekretariat Negara RI Eddy Cahyono Sugiarto yang hadir secara luring, menyampaikan pentingnya peranan generasi muda dalam mensukseskan KTT ASEAN ini, dirinya menilai generasi muda di masa depan akan berkontribusi terhadap transformasi digital suatu bangsa yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Keterlibatan Setneg dalam hal tersebut adalah melalui pemberian fasilitas pengembangan startup, inkubasi bisnis, hingga diskusi inovasi untuk kegiatan bisnis. Hal ini tidak hanya untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam keketuaan ASEAN 2023, tetapi bermanfaat pula untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan memaksimalkan adanya bonus demografi.” jelas Eddy.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diupayakan Indonesia bagi ASEAN kemudian dapat menjawab pertanyaan relevansi peranan ASEAN.
“Dalam konteks ekonomi, ASEAN sangat dibutuhkan dan memiliki peranan penting. Negara-negara ASEAN yang secara individu tumbuh tinggi saat negara lain di luar ASEAN sedang mengalami kesulitan ini lah yang menghadirkan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Dengan tema tersebut, ASEAN ingin menunjukkan bahwa ketika dunia sedang dihadapkan dengan ketidakpastian ekonomi, ASEAN Matters,” ujar Erwin.
Beliau juga menambahkan kontribusi Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan RI dalam keketuaan Indonesia tahun ini berfokus pada economic community. Meskipun masih ada keraguan atas relevansi ASEAN dalam pertumbuhan ekonomi, Erwin masih optimis hal itu tetap relevan karena apabila negara-negara ASEAN tumbuh bersama, dan Indonesia dapat mengupayakan kawasan yang tumbuh dan stabil bersama-sama, hal itu tetap menjadi penting dan memberikan manfaat bagi ekonomi Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Carolina Tinangon menyampaikan terdapat relevansi yang erat pada lembaga pendidikan terhadap poin-poin inti penyelenggaraan KTT ASEAN kali ini.
“Pada tema epicentrum of growth, ada empat hal, yang mendorong epicentrum of growth, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, arsitektur kesehatan kawasan, dan stabilitas keuangan, yang akan memperkuat ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia, kami menilai kontribusi lembaga pendidikan terhadap empat hal tersebut cukup relevan. Melalui riset dan inovasi yang menunjang” jelas Carolina.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations