Telkom University – Sebagaimana diketahui, peneliti atau ilmuwan kerap kali memerlukan hewan coba laboratorium seperti mencit, hamster, ataupun tikus albino, sebagai medium pengujian makanan, obat-obatan, hingga vaksin. Hewan coba tersebut perlu dipilah sesuai kriteria atau parameter tertentu. Pada proses itu, ilmuwan harus memilah ribuan hewan coba yang dalam satu hari bahkan puluhan ribu hewan coba berkriteria tertentu dalam waktu satu minggu. Terlebih, proses tersebut harus meminimalkan kontak langsung antara ilmuwan dengan hewan coba.
Dengan demikian, diperlukan suatu alat otomatis yang dapat memilah hewan coba berdasarkan karakteristik parameter yang diperlukan, yaitu jenis kelamin, berat, dan suhu dari hewan coba, serta dapat mencatat hasil klasifikasi tersebut pada database. Untuk itu, berkolaborasi dengan PT Bio Farma, Telkom University (Tel-U) menciptakan sistem pemilihan hewan coba laboratorium menggunakan teknologi computer vision dan integrated sensor guna membantu peneliti mengklasifikasikan hewan coba.
Diketuai oleh Dosen D3 Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Giva Andriana Mutiara, Ph.D., sistem yang dirancang merupakan sistem terintegrasi yang dapat memberikan bentuk pelaporan terhadap manajemen ketersediaan hewan coba.
“Hewan coba memegang peranan penting untuk membantu peneliti dalam mengembangkan penelitian/percobaan seperti pengujian suplemen makanan, pengujian obat-obatan untuk diabetes, hipertensi, dan untuk vaksin. Untuk itu, kami membuat sistem yang teknologi computer vision dan integrated sensor. Teknologi computer vision digunakan untuk pengolahan objek bergerak dalam mengenali jenis kelamin hewan coba dan mendeteksi kesehatan hewan coba berdasarkan suhu dan kondisi hewan coba. Sementara integrated sensor digunakan untuk mendeteksi berat dan menghitung jumlah hewan coba yang terpilih atau terkualifikasi,” jelas Giva, saat wawancara bersama tim Humas Tel-U Rabu (10/7).
Bersama timnya dari Tel-U, yakni Agus Pratondo, Ph.D., Dr. Sugondo Hadiyoso, Periyadi, MT., Muhammad Rizqy Alfarisi, MT., dan Lisda Meisaroh, M.Si., Hardy Adiluhung, S.Sn., M.Sn., beserta tim dari PT Bio Farma, yakni Rachmat Hariyanto, M.T., Randy Arifanto., M.T., Syifa Mutiara Hersista., M.Eng., drh. Hirawan Setiadi, drh. Putu Diah Paramitha, Syaifulloh Ahmad., S.Pt., drh. Firsa Iirsyadi Pratamam, Ujang Juanda, Ceng Hendar, Sony Santika, dan Tatang Haris.
Proyek yang dimulai sejak tahun 2018 ini memiliki berbagai kendala dan keterbatasan, sehingga Giva menjelaskan proyek ini baru bisa disempurnakan pada tahun 2024.
“Pembuatan sistem pemilihan hewan coba ini didasari hasil diskusi dan riset yang telah dilakukan bersama PT Bio Farma, hingga mengunjungi kandang hewan laboratory yang terletak di Cisarua. Lalu pada tahap pertama di tahun 2018, kami telah mencoba untuk membuat alat pemilah hewan laboratory sederhana, yang hanya berdasarkan warna dan berat, tanpa computer vision. Akan tetapi, karena terhalang pandemi, maka kami baru mengembangkannya kembali di tahun 2024 , dan membuatnya lebih advanced terhadap parameter yang diperlukan, yaitu dengan menggunakan computer vision, integrated sensor, serta IoT,” tambah Giva.
Tidak heran, sejak 2018 proyek riset ini telah memperoleh pendanaan internal sebesar Rp6.000.000,00 dan kembali memperoleh pendanaan internal sebesar Rp15.000.000,00 pada akhir tahun 2023 untuk kelanjutan dan perbaruan konsep, serta persiapan untuk mendapatkan pendanaan eksternal Kedaireka. Hingga pada tahun 2024, proyek ini akhirnya memperoleh pendanaan kedaireka untuk skema dana padanan (matching fund) dengan pendanaan total sebesar Rp. 279.390.000,00.
Sistem pemilihan hewan coba ini kini telah dilengkapi teknologi IoT (Internet of Things) yang memungkinkan interface dan pencatatan semua pemilahan hewan diintegrasikan dengan sistem dan memberikan bentuk pelaporan terhadap manajemen ketersediaan hewan coba. Giva menyebutkan bahwa Tel-U memberi dukungan penuh terhadap tim pengembangan produk inovasi, dengan mendampingi proses pengumpulan berkas proposal, pendampingan RAB, pendampingan wawancara, sampai dengan pengelolaan program dan keuangan penelitian.
Pada penutup wawancara, Giva menegaskan bahwa ia dan timnya berharap sistem pemilah hewan coba laboratorium ini dapat berhasil dan sesuai dengan yang diperlukan oleh mitra. Dengan demikian, sistem ini dapat membantu mitra dalam hal mengurangi kontak langsung dengan hewan coba, mempercepat proses pemilahan hewan coba, dan memberikan pencatatan yang akurat untuk pelaporan dan pengambilan keputusan, serta memperbaiki prosedur pemilahan. Selain itu, ia juga berharap agar dapat menyelesaikan tahap perancangan versi beta pada akhir tahun ini.
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations