Jumat (10/12), Telkom University bekerjasama dengan PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menggelar webinar yang membahas mengenai Kereta Jakarta-Bandung (KCJB). Webinar ini juga sebagai wadah bagi sivitas akademika Tel-U, khususnya Fakultas Teknik Elektro (FTE) untuk berdiskusi mengenai teknologi yang diimplementasikan.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dimulai pada tahun 2016 menjadi sebuah mega proyek yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang secara geografis beririsan dengan proyek ini.
Proyek ini juga sarat akan teknologi mutakhir, mulai dari teknis pembangunan, keamanan, serta komunikasi yang nanti akan diterapkan. Sehingga, proyek ini begitu menarik bagi para mahasiswa Fakultas Teknik Elektro (FTE) yang ingin mempelajari teknologi apa saja yang digunakan di dalamnya.
Dekan FTE, Dr. Bambang Setia Nugroho, S.T., M.T., begitu mengapresiasi kerja sama ini, karena menurutnya akademisi juga perlu bertukar pikiran dengan industri. “Kami harap para mahasiswa yang hadir pada acara ini, mereka bisa melihat seperti apa teknologi yang diterapkan pada industri khususnya pada KCJB ini” ungkapnya.
Menurutnya Kereta Cepat ini erat kaitannya dengan FTE. Banyak yang bisa dipelajari dan ini merupakan kesempatan baik. Harapannya, apa yang disampaikan oleh para pakar di webinar ini bisa diterima dengan baik untuk pembelajaran sivitas di Tel-U.
General Manager Technical/Design Management PT. KCIC, Rachman Suhanda mengaminkan apa yang diungkapkan oleh Dekan FTE. Menurut Rachman, proyek ini merupakan teknologi ultimate, gabungan dari banyak teknologi. Jadi banyak yang bisa dipelajari di sini.
“Tunnel Boring Machine yang digunakan pada Stasiun Halim contohnya, untuk menghindari penurunan jalan tol di atasnya yang maksimal toleransinya adalah 2mm. Pada praktiknya, hanya turun sekitar nol koma sekian mm. Ini berkat teknologi tersebut.” ungkap Rachman.
Rachman menyebutkan, Teknologi KCJB ini diadopsi dari China. Alasannya karena memang negara tersebut sudah cukup lama mengembangkan teknologi kereta cepat. Transfer knowledge juga dilakukan pada SDM untuk dapat mengaplikasikan teknologi serupa di Indonesia.