Telkom University Ciptakan Alat Untuk Pemantauan Polutan

polutan

BANDUNG, 07 JULI 2023 

Kualitas udara saat ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan, dimana Indonesia menduduki peringkat pertama negara dengan polusi tertinggi se-Asia Tenggara berdasarkan laporan World Air Quality (IQAir) tahun 2022. 

Berangkat dari masalah tersebut Tel-U melalui Fakultas Teknik Elektro (FTE), Program Studi S1 Teknik Fisika menciptakan sebuah alat pendeteksi polutan berbasis mikrosensor yang dapat melakukan pengendalian pencemaran udara di tengah keterbatasan alat ukur. 

Alat ini dapat mengukur partikulat berukuran < 2,5 mikrometer (PM2.5, partikel halus), dan gas seperti CO dan CO2 (emisi karbon), SO2 dan HCl (korosi), O3 dan CH4 (gas rumah kaca), dan NOx (transportasi). Alat yang dibuat telah dikalibrasi skala laboratorium, kolokasi dengan instrumen referensi, serta validasi data untuk pengukuran jangka panjang.  

“Perangkat tersebut terintegrasi dalam satu embedded system berbasis mikrokontroler yang dilengkapi datalogger (backup data) dan modem (transmisi data; GSM / WIFI /LoRa).” Jelas sang Inovator Dosen FTE Dr. Eng. Indra Chandra. 

Indra menjelaskan, melalui kolaborasi penelitian skema Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) – BRIN pada pertengahan 2022, sistem mikrosensor ini dikembangkan tidak hanya untuk memantau polutan tetapi juga radiasi lingkungan.  

“Dengan menambahkan parameter radon untuk indikasi ada/tidaknya radiasi dari dalam tanah yang terekspos ke udara dalam penelitian ini, kami melakukan rancang bangun sistem untuk multi stasiun, serta integrasi pada dashboard monitoring system berbasis website.” Jelasnya. 

Indra menyampaikan, berkat terciptanya alat mikrosensor tersebut, saat ini dirinya telah membangun start-up bernama BiruLangit dan menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi melalui pendanaan CPPBT-Dikti dengan nama PT. Ekshalasi Langit Biru. 

“Pengembangan kedepannya sistem diarahkan pada asesmen indoor air quality yang pengujian awal telah dilakukan di 4 Sekolah Menengah Pertama dan Atas Telkom School, serta di beberapa ruangan dan gedung Telkom University.” Ucapnya. 

Dengan hadirnya alat ini, diharapkan kesenjangan informasi kualitas udara bisa ditekan, masyarakat mulai peduli dan secara aktif berkontribusi dalam menjaga lingkungan, serta data yang tervalidasi dapat menjadi sistem peringatan dini dan sebagai dasar pengambilan keputusan lebih lanjut. 

Penulis: Adrian | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *