BANDUNG, Telkom University – Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau GEMASTIK ke XIV yang digelar oleh, Pusat Prestasi Nasional (PUSPERNAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), telah usai diselenggarakan.
Kompetisi bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terbesar di Indonesia yang dibuka pendaftarannya sejak Mei 2021 lalu ini, diikuti setidaknya 3.164 tim dari 235 perguruan tinggi di Indonesia, yang dilombakan pada 11 divisi lomba yakni ; Programming, Cyber Security, Data Mining, UX Design, Animation, Smart City, ICT Scientific Paper, Software Development Smart Device, Embedded System IoT, Game Development, dan ICT Business Development.
Sebanyak 230 tim terpilih untuk masuk ke babak final yang berlangsung mulai tanggal 5 Oktober hingga puncak acara pada 7 Oktober 2021.
Telkom University selaku tuan rumah GEMASTIK XIV berhasil meraih juara ketiga nasional dengan peraihan 1 medali emas, 2 medali perak dan 1 medali perunggu.
Divisi Pengembangan Bisnis TIK berhasil menyumbang medali emas, kemudian divisi Animasi dan divisi Penambangan Data menyumbang medali perak, dan divisi Pengembangan Perangkat Lunak berhasil menyumbang medali perunggu, lalu 1 juara harapan untuk divisi Kota Cerdas
Selain 11 divisi yang dilombakan, terdapat 2 kategori lomba lainnya dimana Telkom University berhasil meraih juara ke 3 untuk esport kategori game Valorant, dan juara harapan untuk poster competition.
I Nyoman Prana Jaya Semedi mahasiswa Program studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University yang meraih medali emas pada GEMASTIK XIV menjelaskan, bahwa dirinya membuat bisnis yang berfokus pada pencatatan dan pendataan hewan peliharaan dengan microchip.
“Bisnis yang saya kembangkan ini ditujukan untuk membantu masyarakat dan dokter hewan khususnya di Bali yang mana pendataan hewan masih sangat jarang dilakukan, pendataan hewan ini berguna dalam bukti kepemilikan hewan, pencatatan riwayat kesehatan hewan, sterilisasi hewan dan vaksinasi khususnya vaksinasi rabies mengingat kasus rabies di Bali termasuk tinggi di Indonesia.” Jelasnya.
Prana menjelaskan bahwa microchip yang digunakan berupa microchip khusus hewan peliharaan yang sudah memiliki standar khusus ISO-11784/11785, dimana Microchip tersebut akan diinjeksi ke tubuh hewan yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification).
“Nantinya melalui microchip tersebut, dapat di-scan sehingga menampilkan nomor microchipnya, melalui nomor microchip tersebut dapat diinput ke web database yang akan menampilkan informasi data hewan dan pemilik yang telah didaftarkan sebelumnya ke dalam basis data di website.” Ucapnya.
Prana menceritakan bahwa bisnisnya ini sudah disiapkan sejak 1 tahun lalu, di mana bisnis ini memang disiapkan untuk bisnisnya sendiri, dan berharap konsep ini bisa diterima di masyarakat dan lebih luas dapat digunakan organisasi WWF, kebun binatang, yayasan perlindungan satwa liar bahkan ke Peternakan.
“Konsep bisnis ini memang saya persiapkan untuk bisnis yang akan saya jalani, namun karena ada kesempatan untuk diikutsertakan pada kompetisi jadi saya putuskan untuk diajukan di GEMASTIK XIV, kedepan saya akan mengembangkan lagi sistem datanya agar semakin semakin kompleks, layanan pet shop dan dokter hewan serta pengembangan aplikasi mobile.” Ucapnya. (***)