BANDUNG, Telkom University – Aliansi Perguruan Tinggi Badan Usaha Milik Negara (APERTI BUMN) menggelar webinar nasional bertajuk Masa Depan Riset dan Inovasi Untuk Indonesia Maju. Acara ini berlangsung secara daring melalui zoom dan disiarkan di kanal youtube Telkom University, Rabu (12/1).
Dengan pembicara Dr. Laksana Tri Handoko selaku kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI), acara ini diikuti oleh 9 Perguruan Tinggi yang tergabung pada APERTI BUMN: Telkom University (Tel-U), Universitas Pertamina, Institut Teknologi PLN (IT PLN), Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Sekolah Tinggi Manajemen Logistik (STIMLOG), IT Telkom Surabaya (ITT Surabaya), Politeknik Pos Indonesia, Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITT Purwokerto), dan Institut Teknologi Telkom Jakarta (ITTJ). Webinar diikuti oleh dosen dan peneliti dari setiap perguruan tinggi serta para mahasiswa.
Dalam pemaparannya, Dr. Handoko menyampaikan komponen utama dalam riset dan inovasi ada 3, yakni: Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, infrastruktur yang memadai dan anggaran. “Kalau berbicara riset memang SDM unggul nomor 1 yang kita perlukan, tetapi SDM unggul tanpa infrastruktur tidak akan bisa berjalan dengan baik, maka dari itu saat ini BRIN telah menyediakan berbagai infrastruktur untuk banyak bidang.” Ucapnya.
Lebih lanjut Handoko menyampaikan bahwa BRIN menyediakan Open Platform, dimana semua infrastruktur yang BRIN sediakan di kawasan riset BRIN di seluruh Indonesia dapat dimanfaatkan oleh semua peneliti.
“Dan seluruh pemanfaatan infrastruktur yang terdapat di BRIN bisa dimanfaatkan oleh seluruh periset tanpa biaya dengan syarat kegiatan tersebut dilakukan dengan kolaborasi. Karena alat ini tidak hanya diperuntukan untuk akademisi, tapi juga bisa digunakan oleh mahasiswa ataupun pihak industri, sehingga kami (BRIN) bisa memfasilitasi mitra agar dapat memunculkan innopreneur dari keterlibatan dalam proses penelitian.” Jelasnya.
Dr. Handoko menyampaikan, saat ini ada beberapa jenis fasilitas riset yang disediakan oleh BRIN di antaranya adalah riset yang mendukung prioritas nasional, riset penanganan COVID-19, pusat kolaborasi riset, hari layar (aktivitas riset diatas kapal riset), pengujian produk inovasi kesehatan, ekspedisi, akuisisi pengetahuan lokal, dan perusahaan pemula berbasis riset.
“Ada banyak skema yang mungkin baru, salah satunya yaitu skema pusat kolaborasi riset, di mana ini adalah perubahan dari program yang dulu dikenal dengan pusat unggulan iptek (PUI). Melalui pusat kolaborasi riset ini kami melihat kolaborasi riset dengan rekam jejak yang cukup kuat.” Ucapnya.
Handoko menambahkan pusat kolaborasi riset ini akan berfokus terhadap satu topik tertentu, apabila peneliti terlibat dalam riset ini, akan diikat secara kontrak jangka panjang (sekitar 7 tahun). Nantinya tim yang dibentuk terdiri dari periset dari kampus, serta dari institusi lain misalnya yang ada di BRIN untuk bisa berkolaborasi dengan tim terkait tema yang ada. Melalui program tersebut, setiap tahunnya bisa menghasilkan doktor baru, dan program ini juga bisa berkolaborasi dengan pihak industri.
“Saya pribadi berharap dari program yang BRIN berikan dapat muncul banyak kolaborasi khususnya dengan kampus di lingkungan APERTI BUMN. Kami tahu kalau kolaborasi dengan Tel-U sudah cukup banyak, maka dari itu kami juga ingin berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya.” Ucapnya.
Ketua APERTI BUMN, yang juga merupakan Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya menyampaikan semoga APERTI BUMN bisa berkolaborasi dengan BRIN untuk membangun riset kolaborasi atau pusat unggulan IPTEK sehingga bersama-sama dapat membangun riset dan inovasi untuk indonesia di masa yang akan datang.
“Semoga ke depan melalui kolaborasi APERTI dan BRIN kita bisa mencetak generasi unggul, tidak hanya itu melalui kolaborasi ini hasil riset dan inovasi kedepan dapat bermanfaat demi kemajuan bangsa indonesia.” Ucapnya.
Prof. Adiwijaya menambahkan bahwa melalui APERTI ini bisa menyatukan kolaborasi tidak hanya antar perguruan tinggi, tapi induk perusahaan pun bisa berkolaborasi dengan menjalankan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dengan baik.
“Sehingga diharapkan dengan kolaborasi dengan induk perusahaan kita bisa membantu memberikan solusi berupa riset dan inovasi berdasarkan problem yang ada di dunia industri.” Ucapnya. (***)