BANDUNG, Telkom University – Dalam rangka memenuhi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul untuk Indonesia maju kedepan, dibutuhkan SDM yang memiliki kompetensi yang terampil dan mampu menjawab kebutuhan dunia industri.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Diksi Kemendikbud) Wikan Sakarinto., Ph.D., dalam acara webinar bertajuk menuju Vokasi Unggul 2021, dengan tema Peningkatan Program Diploma Tiga ke Sarjana Terapan : ditinjau dari Kebijakan dan Akreditasi, yang berlangsung secara daring melalui Zoom, Kamis (18/3).
Wikan menyampaikan diperlukan upgrading dari D3 menjadi sarjana terapan atau D4 untuk menjawab kebutuhan dunia industri dalam menyediakan SDM yang kompeten melalui pendidikan vokasi.
“upgrading dari D3 ke sarjana terapan ini merupakan sebuah jawaban dari tantangan dunia industri ke depan, karena pihak industry akan mendapatkan SDM yang memiliki paket lengkap baik itu SDM yang memiliki hardskill dan juga softskill yang baik.” Ucap Wikan.
Untuk meng-upgrade dari D3 ke D4, Wikan menjelaskan diperlukan link and match antara pendidikan vokasi baik itu universitas, institut atau sekolah tinggi dengan dunia industri, link and match ini mencakup 8+1.
“8+1 disini mencakup Adapun program link and match yang didorong mencakup penyelarasan kurikulum satuan pendidikan vokasi dengan industri, pengembangan soft skill dengan project base learning, guru tamu dari industri mengajar di satuan pendidikan vokasi (minimal 50 jam per semester per prodi), magang minimal satu semester, penerbitan sertifikasi kompetensi, pendidikan dan pelatihan pengajar pendidikan vokasi di industri, riset terapan yang menghasilkan produk untuk masyarakat, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia usaha dan industri (DUDI), sedangkan +1 dari program link and match tersebut adalah bantuan, beasiswa maupun ikatan dinas yang diberikan oleh dunia usaha dan industri.” Jelasnya.
Wikan menjelaskan ada tujuh poin utama yang perlu diperhatikan untuk upgrading dari D3 ke D4, yang pertama adalah kebijakan ini sudah dikoordinasikan dengan BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), dan BAN-PT mendukung karena ini merupakan sebuah terobosan bagus. Kedua persyaratannya tidak sesulit membuat program studi baru D4, namun persyaratannya 8+1 harus dilakukan.
“Yang ketiga yang perlu saya sampaikan adalah akreditasinya nanti mungkin bisa tetap atau malah turun, karena dengan upgrading ini otomatis prodi tersebut belum memiliki lulusan, dan yang keempat BAN-PT akan melakukan surveillance apakah layak mendapat akreditasi atau belum, namun disini persyaratan upgrading dari kami (Diksi) akan sama dengan persyaratan akreditasi BAN-PT.” Ucapnya.
Persyaratan yang kelima yang perlu diperhatikan adalah persyaratan harus dilakukan bersama dengan dunia industry, yang keenam upgrading ini memang tidak bersifat wajib, semua keputusan terdapat di pimpinan institusi masing-masing, dan yang ketujuh adalah akan ada insentif yang berfokus pada SMK, D2, sarjana terpan dan S2 Terapan dan kalau ada S3 Terapan.
“Pada persyaratan yang kelima kami ingin lulusan dari sarjana terapan bisa diserap dan mendapat kepercayaan dari industri, oleh karena dengan melakukan link and match dengan pihak industry mampu melewati persyaratan yang kami berikan.” Jelasnya.
Turut hadir sebagai pembicara Sekretaris Dewan Eksekutif BAN-PT, PT.Prof. Agus Setiabudi, dimana Prof. Agus menyampaikan bahwa Penyesuaian peringkat akreditasi D3 ke Sarjana Terapan (D4), masih dalam pengembangan, namun mekanisme penyetaraan akan menyerupai dengan assessment surveillance perubahan perguruan tinggi.
“Seluruh proses peringkat perubahan akreditasi D3 ke D3 masih dalam pengembangan, namun disini perlu kami sampaikan bahwa saat ini sesuai dengan Permen 7 tahun 2020, BAN-PT telah menyiapkan instrumen tentang pemenuhan syarat minimum akreditasi prodi, dan hanya diberikan pada prodi baru yang baru pada sejak 28 januari 2020, dan pembukaan pada ini akan menggunakan akreditasi baru.” Jelasnya.
Dalam Closing Remark yang diberikan Rektor Telkom University Prof. Adiwijaya yang juga merupakan Direktur Vokasi Swasta Indonesia (FDVSI). Dimana Prof. Adiwijaya menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Dirjen Diksi tentang mempersiapkan lulusan yang memiliki skil dan melakukan link and match dengan dunia industri sudah dilakukan di Telkom University.
“Kami sangat concern terhadap lulusan kami agar siap masuk ke dunia industri, oleh karena itu melalui program kampus merdeka kami telah menerapkan program magang selama 1 tahun di dunia industri, dan program ini berlaku untuk pendidikan yang bersifat akademik ataupun vokasi, dimana tugas akhir dari mahasiswa kami harus bersifat produk ataupun prototipe.” Jelasnya.
Prof. Adiwijaya menambahkan semoga dengan berlangsungnya acara ini, seluruh perguruan tinggi vokasi mampu mencetak SDM yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia kedepan.