Telkom University – Dalam upaya menggiatkan Core Value HEI “Harmony, Excellent, Integrity”, Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University (Tel-U) mengadakan kegiatan Calendar of Culture Action (CoCA) 2023 dengan tema “Unleash your Creativity: Making Tel-U Harmony Clothes Using Tie Dye Technique” pada Jumat (29/9). Talkshow diadakan di Galeri Ciptaloka Tel-U dan disiarkan langsung melalui Zoom Meeting dengan dihadiri oleh seluruh pegawai Tel-U. Tidak hanya itu, tiga orang perwakilan dari setiap fakultas/direktorat yang telah terdaftar juga memeriahkan acara dengan mengikuti Workshop Tie Dye yang menjadi rangkaian dari acara ini di Selasar Kreatif FIK.
Knowledge Sharing dan Workshop HEI membicarakan tentang wastra nusantara dan sustainability desain. Perwakilan dari seluruh direktorat dan fakultas di Tel-U diajak untuk berkreasi dan menjaga alam dengan mempraktikkan pembuatan tie dye atau jumputan menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan.
Membuka acara ini, Dekan FIK Tel-U, Dr. Roro Retno Wulan yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Sumber Daya & Kemahasiswaan FIK sekaligus Culture Champion FIK, Dr. Arini Arumsari menyampaikan sambutannya terkait kain sebagai bagian dari budaya Indonesia dan kaitannya dengan perkembangan saat ini. Hal tersebut tentu sesuai dengan komitmen yang dikembangkan di Tel-U sebagai green campus.
“Semoga tujuan mulia dari dirangkainya berbagai kegiatan dan konten budaya HEI di Tel-U ini tercapai dengan optimal, mengalirkan manfaat, dan keberkahan untuk kita semua,” ujarnya.
Turut hadir juga Rektor Tel-U, Prof. Dr. Adiwijaya untuk menyampaikan Culture Leader Message secara daring. Beliau menyampaikan pentingnya core value “harmony” dalam rangka memanfaatkan nilai-nilai luhur dari budaya nusantara, terutama berkaitan dengan kain atau corak yang ada di Indonesia. Harmony sebagai salah satu core value diharapkan mampu melahirkan produk-produk yang ujungnya tidak hanya menambah keserasian antar warga Tel-U tetapi juga menjalin hubungan yang kuat dengan lingkungan.
“Mendesain suatu produk tentunya tidak terlepas dari inspirasi yang ingin disampaikan dan pesan yang perlu diutarakan, ini adalah tanggung jawab kita untuk membesarkan, merawat, bahkan mewariskan budaya ini untuk generasi mendatang. Tentunya apa yang kita upayakan tidak boleh melupakan faktor-faktor lingkungan, justru yang dilakukan selayaknya adalah terus ikut merawat lingkungan sehingga apa yang kita rasakan hari ini masih bisa dirasakan oleh anak cucu di kemudian hari. Ini adalah salah satu value harmony yang sejalan dengan komitmen kita untuk mewujudkan Tel-U sebagai green campus serta pemenuhan dari SDGs yang sering diutarakan,” jelas Adiwijaya.
Sesi workshop difasilitatori oleh Gina Shobiro Takao, S.Sn., M. Ds. yang memberikan materi tentang tie dye dan proses pembuatannya dengan menggunakan pewarna alam. Sembari mendengarkan penjelasan dari pemateri, perwakilan setiap fakultas/direktorat yang sudah berkumpul di Selasar Kreatif FIK diarahkan untuk mulai membuat karya tie dye yang nantinya akan dipajang di Situ Techno sebagai kain harmony. Pembuatan tie dye dilakukan dengan mengonsep teknik ikat yang akan dipakai, proses mengikat, pencelupan warna, pencucian dengan air netral, membuka ikat kain, dan penjemuran.
Sesi talkshow dimoderatori oleh Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds. dengan tiga narasumber, Dr. Fajar Ciptandi menyampaikan terkait harmony budaya pada kain wastra nusantara, Faradillah Nursari, B.Des., M.Ds. menyampaikan tentang zero waste fashion design, dan Terbit Setya Pambudi, S.T., M.Ds. membagikan informasi terkait dengan upcycle limbah kantong plastik.
Penulis: Isnaini Amirotu N | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations