Perkembangan teknologi semakin maju dari tahun ke tahun, dahulu kita mencari sumber referensi harus dari buku tapi sekarang bisa melalui media digital. Kemajuan perkembangan teknologi tidak selalu menjadi solusi suatu masalah, tapi juga bisa menjadi masalah itu sendiri. Pengguna/user yang menjadi faktor penting dalam penggunaan suatu teknologi tersebut, mau digunakan untuk tujuan positif atau negatif. Seperti kemunculan teknologi kecerdasan buatan ChatGPT, kecerdasan buatan ini bisa menimbulkan budaya baru di kalangan masyarakat termasuk pelajar dan mahasiswa.
GPT merupakan kependekan dari Generative Pre-Trained Transformer. merupakan chatbot yang bisa menjawab pertanyaan user seperti manusia tapi dalam bentuk teks otomatis. Sistem kerja ChatGPT ini menggunakan algoritma dan machine learning yang membuat pengguna bisa berinteraksi seperti berkirim pesan dengan orang sungguhan. Dosen Fakultas Ilmu Terapan (FIT), Prof. Suyanto mengungkapkan teknologi ChatGPT sendiri merupakan teknologi yang sangat ditunggu-tunggu, karena ChatGPT dapat membuat terobosan yang mempercepat lahirnya pengetahuan atau science teknologi baru.
“ChatGPT sendiri adalah sebuah teknologi yang ditunggu-tunggu oleh banyak ilmuwan terutama yang di bidang komputer, karena ChatGPT adalah sebuah terobosan yang mempercepat lahirnya pengetahuan atau science teknologi baru” Ungkap Suyanto
ChatBOT ini diciptakan oleh Ilya Sutskever, Greg Brockman, dan Waren O’Hara. mengutip dari media berita Pikiran Rakyat mengatakan rata-rata sekitar 13 juta pengunjung telah menggunakan ChatGPT setiap hari. Di sisi lain, kemunculan ChatGPT ini menimbulkan keresahan di kalangan dunia pendidikan, dikarenakan ChatGPT ini ditakutkan membuat mahasiswa atau pelajar menjadi malas untuk berpikir saat menyelesaikan tugas, hanya tinggal mencari jawaban melalui ChatGPT tugas sudah selesai dikerjakan. Prof. Suyanto mengungkapkan sebagian ada yang menganggap ChatGPT sebagai ancaman tapi ada juga yang menganggap sebagai peluang, tergantung regulasi saat penggunaan ChatGPT tersebut.
“Dahulu kalkulator juga ditakutkan akan membuat orang malas berhitung tapi hanya sementara, seiring berjalannya waktu kita membikin peraturan di saat ujian dilarang memakai kalkulator bahkan saat ada case tertentu kita dianjurkan untuk memakai kalkulator. Sama seperti sekarang, Ada yang menganggap ChatGPT sebagai ancaman ada yang menganggap sebagai peluang itu semua tergantung dengan regulasi penggunaan teknologi tersebut” Ungkap Suyanto
Prof. Suyanto berharap dengan adanya regulasi yang tepat akan memberikan aksi-aksi yang tepat juga dalam pemanfaatan teknologi ChatGPT, Sehingga suatu hari nanti ChatGPT akan menjadi tool yang sangat powerfull dalam penemuan science dan teknologi
“ChatGPT yang baru muncul pasti mendapatkan pro dan kontra, tapi hal itu bisa teredam dengan adanya regulasi yang tepat, dengan regulasi yang tepat ini nanti akan bisa melakukan pemilahan kemudian memberikan aksi-aksi yang tepat dalam pemanfaatan teknologi ChatGPT , Sehingga suatu hari nanti ChatGPT itu akan menjadi tool yang sangat powerfull dalam penemuan science dan teknologi” Ungkap Suyanto