Darurat Speech Delay di Indonesia, Mahasiswa Tel-U Buat Inovasi Aplikasi Bimu Untuk Terapi Wicara 

Darurat Speech Delay di Indonesia Mahasiswa Tel U Buat Inovasi Aplikasi Bimu Untuk Terapi Wicara

Sampai saat ini kebiasaan penggunaan gawai pada anak tentu sulit untuk dilepaskan. Hal ini dapat memicu peningkatan speech delay pada mereka. Mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa Telkom University (Tel-U) melalui Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) melihat adanya peluang untuk membuat sebuah inovasi aplikasi pada gawai guna menanggulangi speech delay. Aplikasi tersebut bernama BIMU, kepanjangan dari Bicara Itu Mudah, merupakan sebuah aplikasi terapi wicara dengan metode Picture Exchange Communication System (PECS).  

Fitur-fitur yang dihadirkan berdasarkan dengan metode PECS konvensional melalui enam fase terapi, mini game sebagai pelepas penat ditengah terapi yang penuh tekanan, fitur pencapaian sebagai tolak ukur sejauh mana anak telah melakukan terapi. Ditambah dengan fitur AR (Augmented Reality) sebagai media untuk memperkenalkan kosa kata kepada anak secara interaktif. Fitur yang tak kalah penting adalah fitur tombol setiap kosa kata yang dapat mengeluarkan suara sesuai dengan kosa kata yang tertera, juga tampilan dengan animasi interaktif yang dihadirkan berdasarkan hasil riset melalui metode design thinking.   

Aplikasi ini dibuat oleh Tim yang beranggotakan Nabyla Kharisma Suhatman, Adeline Matthew Tandabrata, Heykhal Kalandara Putra Keswani, dan I Gusti Agung Danur Widyaputra yang berasal dari jurusan Desain Komunikasi Visual, serta Fathimah Abidah Mukhlishah dari jurusan Sistem Informasi dan Rully Sumarlin sebagai dosen pembimbing.  

“Aplikasi BIMU hadir untuk anak-anak dengan keterlambatan berbicara pada usia tiga tahun keatas. Dengan adanya aplikasi ini kami berharap angka speech delay di Indonesia mengalami penuruan sehingga anak tidak semerta-merta membuka gawai, memainkan permainan, dan melihat beragam konten yang belum sesuai dengan usianya. Hadirnya BIMU dapat memicu anak memulai kosa kata pertamanya dan bagi mereka yang telah mengalami speech delay akan membuat biaya pengobatan menjadi teratasi karena terapi dapat dilakukan sesering mungkin,” ungkap Nabyla.  

BIMU akan terus dikembangkan sampai memenuhi standar dan telah disetujui oleh pihak ahli baik terapis maupun anak-anak yang mengalami gangguan. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait aplikasi ini, bisa kunjungi media sosial BIMU pada platform Instagram: https://instagram.com/aplikasi.bimu?igshid=MzRlODBiNWFlZA== 

Penulis: Nabyla Kharisma | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *