ART-I-CULATE adalah program pengalaman digital untuk calon seniman muda. Tujuan dari program ini adalah untuk memperjuangkan pemahaman budaya dan inovasi digital yang berpusat pada seni antara ASEAN dan Inggris. Acara ini diikuti oleh para seniman muda berusia 14 – 21 tahun dari Inggris dan 5 negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Setelah melewati proses seleksi, dipilihlah 30 orang yang menjadi peserta pada ajang ini.
Neng Lina Lestari, mahasiswi program studi S1 Desain Interior Fakultas Industri Kreatif Telkom University berhasil menjadi perwakilan Indonesia pada ajang tersebut. Neng Lina menjelaskan bahwa ART-I-CULATE 2021 merupakan event pertukaran seniman lintas budaya/negara yang menghadirkan para seniman kelas dunia sebagai mentornya.
“Kita diberikan mentoring oleh beberapa mentor handal di antaranya yaitu Michael Yee Fuh Wen, Janique Charles, Emma Winterschladen, Micah Hilotin, Michelle C., Kristin Dwek, Dr. Asma Abdullah dan masih banyak lagi. Kami dipasangkan dengan partner lain dari negara yang berbeda, isi pembahasannya merupakan pembicaraan seni dengan budaya masing,” ucapnya.
Pada ajang tersebut, setiap peserta berpartisipasi dalam kolaborasi kreatif lintas budaya dan membentuk persahabatan jangka panjang dan peluang bimbingan dalam mengembangkan portfolio seta bertemu dengan seniman kelas dunia yang menginspirasi. Peserta akan diberikan akses ke seri digital berkualitas tinggi dari kelas master seni dan dialog budaya selama tiga bulan untuk meningkatkan portofolio mereka. Ajang ini diselenggarakan secara online melalui platform ZOOM Meeting.
“Materi-materi yang dibawakan oleh mentor-mentor itu terkait Colours of the Future, Creating Dialogues Through Art, Deep Diving into the Shared & Unique Creative Identity, Creative Collaboration and Cultural Diversity Exploration and Final Exhibition. Kurang lebih kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan. Selama 3 bulan itu full kegiatan mentoring dan diskusi sesuai topik, final dari setiap topik itu kita membuat karya seni.”
Di akhir program, karya seni akan ditampilkan dalam pameran seni digital yang dapat diakses oleh khalayak luas secara global. Karya seni juga akan diterbitkan melalui e-book, yang menampilkan peningkatan pengetahuan artistik dan teknologi para peserta, sinergi kolaboratif dan pemahaman budaya transformatif tentang seni dan budaya Asia Tenggara dan Inggris.
Pada Final Exhibition, Neng Lina menampilkan sebuah karya masterpiece yang diberi judul ‘Woman Today’ yang terinspirasi dari isu sosial saat ini. Walaupun di tengah-tengah Pandemi Covid-19 ini banyak peran yang mengambil banyak risiko, tidak hanya berdasarkan gender, melainkan beberapa profesi pekerjaan.
“Di tengah pandemi ini mengharuskan semua orang pintar dalam mengambil keputusan dan mempertimbangkannya. Salah satu yang menurut saya unik dalam hal pertimbangan dan keputusan adalah wanita.”
Neng Lina mengatakan selain harus mempercantik diri, perempuan kini harus memperhatikan faktor kesehatan lingkungan dengan menggunakan masker, di mana makeup tidak lagi menjadi faktor utama penampilan wanita. Wanita saat ini harus banyak pertimbangan dan kesadaran, supaya tidak hanya cinta pada tampilan saja, melainkan orang yang ada di sekitar.
Neng Lina juga menambahkan bahwa melalui ajang tersebut, banyak benefit yang didapatkan, salah satunya relasi dengan para seniman tingkat dunia yang berasal dari berbagai negara. Neng Lina berharap melalui ajang ini para seniman di luar sana dapat saling mendukung karya seni dan kebudayaan dari berbagai negara.