BANDUNG, Telkom University – Teknologi informasi saat ini sudah tumbuh sangat cepat, hal tersebut ditandai dengan transformasi digital di segala bidang, saat ini dunia telah masuk kedalam era industry 4.0, dimana hal tersebut ditandai dengan penggunaan sistem cerdas dan autonomous yang saling terhubung, menyatukan dunia nyata dan dunia virtual. Istilah lainnya yang populer adalah Human Cyber Physical System.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Maman Abdurohman dalam orasi ilmiah Pengukuhan Guru Besar yang bertajuk “AI-Preneur untuk Kesejahteraan Bangsa”, yang berlangsung Rabu (10/2), di Gedung Damar Telkom University, dan disiarkan secara daring melalui kanal youtube Telkom University.
Prof. Maman menyampaikan bahwa dalam pengembangan produk sampai memberi manfaat untuk masyarakat terdapat dua tahapan proses yaitu invensi dan inovasi.
“Berdasarkan UU No. 11/2019 SN IPTEK invensi memiliki pengertian “Ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang Teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses”, sedangkan inovasi adalah “Hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, pengkajian, dan/atau penerapan, yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan ekonomi dan/atau sosial”” Jelasnya.
Lebih lanjut pria kelahiran Majalengka Jawa Barat 46 tahun silam ini menyampaikan bahwa Penekanan inovasi terletak pada implementasi real di lingkungan masyarakat yang memberikan manfaat baik secara ekonomi maupun sosial. Komersialisasi produk inovasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan start-up formation dan out licensing.
“Mengingat produk-produk yang ditekankan disini adalah produk yang berbasis Kecerdasan Artificial (KA) / Artificial intelligence (AI) maka jenis start-up yang dimaksud adalah AI-start-up dan pengusahanya disebut AI-Preneur.” Jelasnya.
Dalam proses inovasi teknologi Prof. Maman menyampaikan terdapat permasalahan umum yang disebut dengan The Valley of Death (jurang kematian inovasi), dimana suatu area pada tahapan inovasi yang memiliki resiko tinggi kematian produk inovasi.
“Karena masalah tersebut menjadikan produk inovasi tidak dapat tumbuh menjadi produk komersial yang digunakan oleh masyarakat, dimana alat ukur kematangan sebuah produk adalah dengan melihat tingkat kematangan atau kesiapterapan suatu hasil penelitian dan pengembangan teknologi tertentu.” Ucapnya.
Setiap masalah harus ada solusinya, dalam orasinya Prof. Maman menyampaikan bahwa solusi yang dihadirkan adalah dengan “Regulatory SandBox”.
“Penerapan Regulatory Sandbox untuk produk inovasi masih perlu dukungan yang kuat dari para pihak terutama dari pemerintah, universitas, industri, dan komunitas.” Jelasnya.
Lebih lanjut Prof. Maman menyampaikan bahwa tahapan komersialisasi produk hasil inovasi dilakukan dengan penggunaan dalam lingkungan tertentu yang disebut sebagai pengguna pertama “early adaptor”.
“Semakin kuat pengguna pertama, maka semakin kuat produk tersebut untuk dapat diterima oleh pengguna lain. Diperlukan strong early adaptor yang menggunakan produk inovasi lebih masif.” Ucapnya.
Dalam proses penelitiannya, beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan Prof. Maman dalam 10 tahun terakhir dengan menggunakan konsep Regulatory SandBox diantaranya adalah :
- Pengembangan smart card (Kartu Pintar) dilakukan dengan adanya Konsorsium Smart Card Indonesia (KSCI) yang terdiri dari 4 perguruan tinggi dan 5 perusahaan yaitu Telkom University, ITB, UI, Unhas, PT. Inti, PT. Xirka, PT. DAM, PT. IBS dan PT. Versatile. Pembaca Kartu Pintar dengan SAM tunggal untuk Multiple Cards Terintegrasi dengan Sistem Informasi akademik yang digunakan di lingkungan Universitas Telkom.
- Sistem kelas cerdas ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kampus Telkom University, dalam hal pengajaran. Sistem dibangun di salah satu gedung Telkom University.
- Sistem Pencahayaan Cerdas untuk membangun Green Ecosystem berbasis Internet of Things (IoT) yang digunakan di lingkungan PT Bio Farma
- Implementasi Pengamanan Ruang Penyimpan Bibit Vaksin Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Platform OpenMTC yang digunakan di lingkungan PT. Bio Farma.
Prof. Dr. Maman Abdurohman diamanahi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Guru Besar atau Profesor bidang ilmu Teknologi Informasi pada Fakultas Informatika Telkom University, berdasarkan surat keputusan Nomor: 143748/MPK/KP/2020 tentang kenaikan jabatan akademik dosen.
Prof. Maman merupakan alumni Telkom University (dahulu Sekolah Tinggi Teknologi Telkom) jurusan Teknik Informatika pada tahun 1993, dimana beliau sudah mengajar sejak tahun 2000 di Telkom University, dan merupakan dosen aktif yang melakukan pengajaran dan penelitian bidang Organisasi dan Arsitektur Komputer, Sistem Operasi, Embedded System, Sistem Digital dan Jaringan Komputer.
Bapak dari 5 orang anak ini juga aktif sebagai Asesor BAN-PT sejak 2014 dan merupakan aktif sebagai pengurus APTIKOM. Hingga saat ini terdapat 12 publikasi ilmiah dalam jurnal internasional bereputasi dan terdapat 42 makalah yang dipublikasikan di prosiding terindeks Scopus. Berdasarkan hasil publikasinya tersebut beliau memiliki h-index scopus 5, h-index google scholar 8 dan Sinta score 18,95. Beliau juga menerbitkan 5 buah monograph dan 8 buah buku ajar untuk menunjang pengajaran dan penelitian. Disamping itu beliau telah mendapatkan 1 buah paten sederhana granted.
Dalam acara sidang senat pengukuhan Guru Besar Prof. Maman Abdurohman Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, dalam sambutannya mengatakan bahwa, jabatan fungsional tertinggi yang telah diraih Prof. Maman merupakan sebuah amanah besar yang harus dipegang, melalui jabatannya sebagai guru besar ini bisa membuka pemikiran-pemikiran baru dan inovasi-inovasi terbaik untuk kemajuan institusi ini dan bangsa Indonesia.
“Selamat atas dikukuhkannya Prof. Maman sebagai guru besar, semoga melalui amanah ini bisa memberikan sumbangsih keilmuan baik bagi Telkom University, masyarakat dan bangsa Indonesia, dan semoga ini menjadi motivasi baru untuk seluruh dosen Telkom University agar bisa mencapai jabatan tertinggi dalam dunia akademik.” Ucapnya.