Menjawab Tantangan Energi Listrik di Masa Depan oleh Prof. Dr. Ir. Jangkung Raharjo, M.T.

Foto Artikel (13)

Bandung, 5 September 2023

Telkom University (Tel-U) menggelar Sidang Terbuka Senat Universitas Telkom dalam rangka Pengukuhan Guru Besar 2023 di Auditorium Gedung Damar pada Selasa (29/8). Dalam sidang tersebut, kelima guru besar terpilih menyampaikan orasi ilmiah di berbagai bidang keahlian salah satunya datang dari Prof. Dr. Ir. Jangkung Raharjo, M.T., dosen Fakultas Teknik Elektro dengan keahlian dalam bidang ilmu Smart Grid and Energy.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Tantangan Teknologi dan Inovasi Energi Listrik di Masa Depan’ Prof. Jangkung Raharjo menyampaikan bahwa isu energi menjadi perbincangan dunia khususnya pada permasalahan yang ditimbulkan oleh pembangkit energi fosil. Beliau juga menyebutkan cadangan energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah namun belum termanfaatkan secara optimal.

“Lebih dari 65 regulasi di Indonesia terkait energi. Hal ini menunjukkan permasalahan energi menyangkut hajat hidup orang banyak. Energi terbarukan masih menyisakan masalah terkait intermittent dan masalah biaya yang masih mahal.” ucap Prof. Jangkung.

Empat Dimensi Sistem Energi dan Teknologi Masa Depan

Prof. Jangkung Raharjo menyampaikan bahwa sistem energi masa depan dikenal sebagai sistem energi 4 dimensi.

“Sistem energi masa depan dikenal dengan sistem energi 4 dimensi, yaitu dimensi demand decrease, decarbonization, decentralization, dan digitalization.” ungkap Prof. Jangkung.

Dari penjelasan beliau secara keseluruhan, sistem energi empat dimensi ini mengarah pada transformasi sistem energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masa depan yang berkelanjutan.

Dijelaskan oleh Prof. Jangkung Raharjo, setidaknya sebelas teknologi yang perlu mendapat perhatian terkait energi listrik di masa depan, yaitu energi terbarukan, pembangkit terdistribusi, energy storage, blockchain, internet of energy, artificial intelligence, smart grid, sensor, super grid, transmisi daya arus searah (TDAS), dan elektronika daya. Supergrid merupakan infrastruktur kelistrikan yang membentang dari timur ke barat dengan memperhatikan faktor supply and demand dalam interkoneksi tersebut, dan hal ini sangat cocok bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. “Teknologi transmisi daya arus searah dan smart grid mendukung supergrid, sedangkan teknologi sensor mendukung smart grid, sementara teknologi elektronika daya mendukung stasiun rectifier dan inverter pada system TDAS, sehingga akan saling terkait antara satu teknologi dengan teknologi lain pada system energi listrik masa depan” ungkap Prof. Jangkung.

Regulasi dan Penelitian Energi Listrik Terbarukan

Prof. Jangkung Raharjo juga mengungkapkan bahwa regulasi terkait energi listrik di masa depan dapat bertransformasi secara dinamis seiring perkembangan zaman.

“Seiring dengan pekembangan zaman dan teknologi, di masa depan sangat dimungkinkan terjadi deregulasi bisnis energi yang sudah tidak monopoli lagi, sehingga akan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan swasta membangun pembangkit energi listrik tanpa membangun jaringan listriknya.” tambah Prof. Jangkung.

Beliau juga menyampaikan bahwa isu ini membuka peluang bagi berbagai disiplin ilmu untuk penelitian di berbagai area pada energi listrik terbarukan

“Hal ini tentunya membuka lebar peluang topik-topik penelitian terkait hal tersebut, baik dari sisi teknologi maupun dari sisi regulasi dan manajemen. Teknologi energi listrik masa depan bukan hanya monopoli keilmuan teknik elektro saja, namun merupakan lintas keilmuwan.” ujar Prof. Jangkung.

Komitmen Telkom University pada Energi Terbarukan

Terakhir, Prof. Jangkung Raharjo mengungkapkan bagaimana Telkom University berkomitmen untuk menjadi pelaku sejarah.

“Telkom University dengan cerdas sudah mempersiapkan diri menjadi bagian dari pelaku sejarah pengembangan teknologi energi listrik masa depan. Hal-hal ini ditunjukkan dengan dibukanya Prodi Teknik Sistem Energi, ditata ulangnya fokus riset di mana energi perkelanjutan dan lingkungan merupakan salah satu fokus riset.” ucap Prof. Jangkung

Penulis: Budhi Leksona Anwar | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *