Bandung, Telkom University – Direktorat Pengembangan Karir, Alumni dan Endowment (CAE) Telkom University pada Senin (28/9) menggelar acara Ngopi Santai Bareng DSP di Tel-U Coffee. Acara ini dapat dikatakan sebagai momen apresiasi sekaligus perpisahan dengan Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) periode 2015-2020, Dwi S. Purnomo.
Talkshow ini lebih dalam membahas seputar bagaimana sosok Dwi S. Purnomo menjalani kesehariannya selama menjabat sebagai Ketua YPT. Dalam kata lain, merupakan acara santai setelah pada pagi harinya Dwi S. Purnomo mengikuti rangkaian acara lain yaitu Calender of Culture Action (CoCa) 2020, pada talkshow ini acara dipandu oleh Host dan MC yaitu AT Hanuranto dan Amaranoeva.
Bercerita sejak pertama kali beliau masuk ke Yayasan Pendidikan Telkom, Dwi awalnya merasa kaget. Karena sebelumnya, Dwi tidak pernah berkecimpung dalam dunia pendidikan.
“Saya awalnya merasa kaget ketika awal masuk kesini (YPT), namun pada minggu ke empat saya disini akhirnya saya sadar bahwa dunia pendidikan ini adalah apa yg saya cari dan inginkan selama ini.”
Namun Dwi menganggap ini adalah sebuah tantangan, secara sigap Dwi langsung menerapkan metode Solid, Speed, and Smart dalam kepemimpinannya. Menurutnya tiga value tersebut perlu ada di semua lini.
“Lembaga pendidikan dan anak perusahaan hingga cucu perusahaan juga harus memberikan kontribusi positif. Sebagai langkah awal saat itu, saya langsung melakukan orientasi, melihat secara keseluruhan, atau istilah jaman sekarangnya blusukan,” ujar Dwi.
SDM pada sebuah Yayasan menurut Dwi merupakan faktor penting mengapa hingga saat ini YPT masih berdiri kokoh dan memiliki kontribusi luas bagi negeri. Dalam memilih SDM, Dwi percaya bahwa individu yang memiliki jiwa semangat adalah yang paling utama. Semangat dalam bekerja, belajar, dan terus memperbaiki diri.
“Saya lebih mengutamakan orang yang semangat, lebih baik pas-pasan tapi semangat. Daripada pinter tapi malas-malasan, repot itu” ungkap Dwi.
Dwi S. Purnomo juga dikenal sebagai sosok yang rajin, betapa tidak selama bekerja di YPT beliau selalu datang paling awal dari pegawai lainnya.
Pukul 05.30 DSP biasanya sudah di kantor. Saat ditanya kenapa beliau selalu datang lebih pagi dari karyawan lainnya, beliau menjawab bahwa beliau adalah ‘office boy’.
“Dalam pelayanan, saya selalu pergi mencari nafkah sebelum matahari muncul dan pulang juga tidak terkena matahari. Yang saya ingat setiap hari adalah saya pergi bekerja untuk beribadah, menafkahi istri dan anak yang menanti dirumah. Sudah itu saja” jelasnya.
Fakta unik dari sosok DSP lainnya adalah sejak tahun 1992, beliau tidak pernah putus menelpon orang tuanya setiap hari.
“Saya ingat betul itu, sejak jaman wartel, lalu saya belikan telepon rumah, hingga sekarang alhamdulillah komunikasi lebih mudah. Saya percaya restu orang tua bisa membantu saya hingga menjadi seperti sekarang ini.” Ungkap Dwi.
Di penghujung acara DSP juga menyempatkan memberikan apresiasi pada Tel-U. Menurutnya, meski dengan kondisi pandemi, donasi alumni endowment masih bisa mencapai 1.2T.
“53.000 alumni Tel-U sekarang sudah di posisi yang cukup bergengsi. Sekitar 90% alumni itu diluar Telkom, artinya tersebar di beragam sektor industri. Alumni saat ini pasti sudah mengakui kalau mereka adalah alumni perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia, yaitu Tel-u.”
Dwi juga berpesan, bahwa ada tiga poin yang selalu ia tekankan selama dia menjabat sebagai Ketua YPT. “Pembentukan karakter adalah hal yang perlu di prioritaskan. Untuk membentuk pondasi yang kuat sejak dini. Seluruh pengasuh dan pendidik di YPT, bisa sejahtera bekerja disini. Setiap individu yang bekerja dibawah naungan YPT perlu memliki integritas yang kokoh.” tutup Dwi.