Pahami Tantangan Komunikasi di Dunia Bisnis dari SVP Marketing JNE Express dalam Kuliah Umum Magister Ilmu Komunikasi Tel-U

Pahami Tantangan Komunikasi di Dunia Bisnis dari SVP Marketing JNE Express dalam Kuliah Umum Magister Ilmu Komunikasi Tel U

Bandung, 8 Juni 2024 โ€“ Berkolaborasi dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Telkom University (Tel-U)  menggelar kuliah umum di Ruang Multimedia, Gedung Bangkit, pada Sabtu (8/6). Mengangkat tema โ€˜Tantangan Komunikasi di Dunia Bisnisโ€™, Senior Vice President JNE Express, Eri Palgunadi hadir sebagai narasumber kali ini. 

Dosen Magister Ilmu Komunikasi Tel-U, Dr. Catur Nugroho menyambut kuliah umum pagi ini dengan antusias. Selain karena menghadirkan praktisi yang kredibel di bidangnya, kuliah umum ini juga menjadi yang pertama digelar setelah Fakultas Komunikasi dan Bisnis berganti nama menjadi Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial. Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi para mahasiswa untuk lebih memahami berbagai tantangan bisnis yang dihadapi.

Eri Palgunadi dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa perkembangan zaman yang mendorong keberagaman menyebabkan proses komunikasi yang dilakukan tidak bisa mengandalkan metode komunikasi korporat.

โ€œRelevansi dan adaptasi merupakan kunci utama dalam menghadapi era yang berkembang kali ini. Pemaknaan komunikasi saat ini berkembang semakin luas dan semakin personal. Brand tidak bisa hanya sebatas mengandalkan komunikasi B2B dan komunikasi korporat, melainkan harus menyentuh B2C dan membuatnya lebih personal,โ€ jelas Eri.

Ia juga menjelaskan tiga aspek yang menjadi pilar yang dapat diimplementasikan secara sederhana untuk membingkai bahwa pilar komunikasi antara brand dan customer, yakni contentstructuring, dan monitoring. Konten sebagai media untuk menyampaikan pesan harus relevan dengan publik yang dituju. Relevansi tersebut dapat terpetakan dengan adanya structuring. Aspek kedua ini merupakan cara terbaik untuk berkomunikasi karena membudaya dan bersifat desentralisasi. Dengan demikian, pesan tidak hanya tersampaikan, tetapi mampu mempengaruhi. Terakhir, monitoringatau social media listening yang harus dilakukan secara berkala sebagai bentuk penanganan kasus melalui komunikasi data.

Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Adrian Wiranata | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *