Punya Startup? Cek Tiga Program Inkubasi Unggulan di Bandung Techno Park. Bandung Techno Park, sebuah fasilitas inkubasi startup yang berlokasi di kawasan kampus Telkom University
Untuk mendukung visi Telkom University menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan kewirausahaan yang unggul, Bandung Techno Park (BTP), secara kontinyu berkontribusi dalam memfasilitasi inovasi dan komersialisasi melalui berbagai program. Salah satu program yang telah cukup lama, berlangsung sekitar 5 tahun, adalah Business Incubation Program. Program ini membantu entrepreneur muda dalam merintis dan mengembangkan ide bisnisnya.
Bandung Techno Park, sebuah fasilitas inkubasi startup yang berlokasi di kawasan kampus Telkom University, memiliki tiga program unggulan, yaitu BTP Incubation Program (BTIP) yang bekerjasama dengan MDI Ventures, WRAP Entrepreneurship yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, dan Faculty Joint Incubation Program (FJIP).
Ketua Bandung Techno Park (BTP), Koredianto Usman, S.T., M.Sc., menyampaikan tujuan dari tiga program ini ialah upaya Tel-U untuk memberikan edukasi dalam meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa.
“Tugas utama kita adalah mencerdaskan bangsa, memperoleh profit juga penting namun bukan yang utama. Kita harapkan portofolio dari BTP ini adalah edukasi dan menghasilkan startup-startup besar yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. BTP dan Tel-U kita murni fokus pada edukasi. Benefitnya bagi BTP, para startup ini melakukan sharing session, networking, serapan alumni, magang, dan membina startup baru, ini menurut saya nilainya tidak terhingga.” ungkap Kore.
Secara spesifik, Program BTIP hadir tidak hanya terbatas bagi sivitas akademika Tel-U, namun juga terbuka untuk umum. Skema BTIP fokus memfasilitasi entrepreneur untuk menumbuhkan bisnisnya secara tepat sasaran. Program BTIP berlangsung selama 12 bulan. Melalui program ini, startup akan di pandu oleh mentor khusus dan fasilitas working space serta mendapat kesempatan untuk memperoleh funding dan networking selama inkubasi berlangsung.
“Di BTP sendiri, program BTIP ini cukup diminati oleh pihak eksternal yang menginkubasi startupnya disini, kuota pada BTIP di 10-15 startup setiap tahun. Umumnya startup yang mengikuti program ini sudah ada pada fase growth, dan mereka memerlukan binaan lebih intens disini” jelas Kore.
Lalu, WRAP Entrepreneurship, program inkubasi bisnis yang dikhususkan bagi sivitas akademika Tel-U. Mahasiswa yang mengikuti program ini, dapat memperoleh konversi SKS sebanyak 34 SKS. Mahasiswa akan memperoleh pelatihan seputar bisnis dan mendapatkan pengalaman dalam memulai dan mengembangkan sebuah startup selama 12 bulan.
“Startup ada yang berasal dari mahasiswa ada juga yang dari dosen. Untuk startup mahasiswa, kita dorong agar startup yang mereka inkubasi disini itu bisa dijadikan Tugas Akhir. Ide dari dari mahasiswa selalu kita dukung, dan kita bantu carikan dosen pembimbingnya. Startup yang dibangun dosen, juga memiliki beberapa benefit, selain dapat menjadi mentor bagi startup mahasiswa yang di inkubasi, juga dapat kita maksimalkan untuk pengajuan hibah penelitian ke Direktorat PPM.” ungkap Kore.
Program lain adalah Faculty Joint Incubation Program (FJIP), untuk program ini dikhususkan sebagai media kolaborasi antara BTP dan Fakultas atau Direktorat yang ada di Tel-U. Skema ini dipersiapkan bagi sivitas akademika Tel-U untuk belajar melakukan identifikasi masalah serta solusi potensial bagi institusi melalui startup.
Program FJIP dibuat khusus bagi sivitas akademika yang hendak melakukan inkubasi startup namun belum match dengan kriteria program BTIP, yaitu kuota terbatas dan belum mampu bersaing dengan startup eksternal. Maupun kriteria WRAP Entrepreneur yang khusus bagi mahasiswa semester 7 dan 8.
“FJIP mewadahi mahasiswa tahun pertama dan kedua dari 7 fakultas yang ada di Telkom University, kita kolaborasi dengan fakultas untuk inkubasinya. Entrepreneurship itu faktor utamanya adalah SDM unggul, jika kita dapat menemukan talenta yang potensial sejak dini, entrepreneur Tel-U bisa berkembang” jelas Kore.
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations