Telkom University menyelenggarakan Tabligh Akbar dengan tema ‘Tauhid Sebagai Inspirasi dalam Kontribusi Membangun Bangsa’. Acara ini diselenggarakan pada Kamis (13/8) secara online via aplikasi Zoom dan ditayangkan live di YouTube Channel Telkom University.
Tabligh akbar ini diikuti oleh seluruh pegawai dan dosen Telkom, mahassiswa dan dihadari oleh Keluarga Besar Telkom Kudus, Keluarga Besar Pondok Pesanntren Al-Azis dan menghadirkan KH Ahmad Baha’udin selaku Pengasuh Ponpes Tahfidzul Quran LP31A Rembang.
Acara ini dibuka oleh pembacaan Ayat Al-Quran oleh Ataqi Qowwiyun Abadan, mahasiswa S1 Desain Interior 2017 Fakultas Industri Kreatif Telkom University dan dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Adiwijaya menyampaikan bahwa acara ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Anniversary Telkom University.
“30 tahun perjalanan Kampus Telkom hingga menjadi Telkom University di 2013 lalu. Saya menyampaikan rasa syukur yang luar biasa kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat, prestasi dan capaian dalam upaya membangun SDM yang unggul untuk bangsa ini sehingga dapat berkontribusi untuk menciptakan generasi penerus bangsa ini.”
Prof. Dr. Adiwijaya menambahkan bahwa Telkom University tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga karakter termasuk spiritual, sehingga ini akan menjadi pondasi dalam setiap hal yang dilakukan dan akan menjadi nilai ibadah. Semoga dengan diselenggarakannya acara ini akan membawa kita kepada lillah, tidak hanya lelah tetapi juga menjadi amal dalam setiap kontribusi membangun bangsa ini.
Memasuki acara inti, KH Ahmad Baha’udin menyampaikan materi mengenai Tauhid Sebagai Inspirasi dalam Kontribusi Membangun Bangsa. Beliau menceritakan pada zaman nabi Muhammad SAW., memiliki sistem pertarungan rasional. Ketika ada hal yang tidak rasional,
maka akan dijelaskan seolah-olah rasional. Nabi Muhammad SAW. diberikan kecerdasan atau yang biasa kita sebut Fathonah. Al-Quran diturunkan agar dapat menjawab semua pertanyaan manusia. Wahyu tersebut diturunkan melalui malaikat Jibril.
“Kita harus berhati-hati terhadap orang kafir. Logika-logika yang dibangun oleh orang kafir itu sebenarnya bukan logika, tetapi olah kata. Apa yang sebenarnya baik dikesankan buruk, atau sebaliknya, sehingga ini menyusahkan ketika zaman Nabi. Beliau harus mengatakan sesuatu yang nyata dengan bahasa yang benar, sementara mereka mengatakan kesalahan dengan penjelasan yang baik,” ucapnya.
KH Ahmad Baha’udin menambahkan bahwa dalam mengelola kebenaran itu tidak mudah, lalu Nabi datang dengan kebenaran yang nyata. Orang-orang kafir baik yang kategori ahli kitab yaitu Yahudi dan Nasrani, maupun yang berkategori musrik yaitu orang yang menyekutukan Allah SWT., mereka tidak mau bersatu.
Dalam setiap pertanyaan yang ada di hidup, Nabi Muhammad SAW. menjawabnya dengan logika. Nabi hadir ditengah masyarakat yang sudah mulai rasional, dan yang tidak rasional memiliki kemampuan mengolah kata sehingga terlihat rasional.
“Al-Quran begitu jelas menjadi solusi tapi hanya di hatinya orang yang beriman, sehingga muncul beberapa generasi beriman. Dan agama ini datang dengan kecerdasan berpikir.”
Manusa terlahir dari seorang Bapak dan Ibu, telur terlahir dari seekor ayam, pohon yang besar selalu muncul dari biji yang kecil. Semua berporses pada waktu. Agama ini harus datang dengan kenyamanan kepada manusia dalam proses kehidupan tersebut.
KH Ahmad Baha’udin berharap dengan acara ini dapat bermanfaat dan para partisipan dapat mengambil hikmah ilmu dari materi yang disampaikan. Semoga dapat menambah semangat kita dalam mendekatkan diri pada Allah SWT. dan semoga kita dapat semakin merasakan tauhid, tauhid itu didapatkan dari Al-Quran dan As-Sunnah yang hanya bisa diketahui dari para ulama. Jadi tidak bisa jika tidak belajar pada ahlinya. Acara ini kemudian dilanjut dengan sesi pertanyaan dan ditutup dengan doa.