Semarang, 16 Juli 2025 — Banjir bandang yang berulang kali melanda sejumlah kawasan di Kota Semarang mendorong dilakukannya inovasi teknologi dalam upaya mitigasi bencana. Menjawab tantangan tersebut, Telkom University (Tel-U) Indonesia berkolaborasi dengan University of Wollongong (UoW) Australia dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, mengembangkan sistem peringatan dini banjir bandang berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang diberi nama Flood-Eye.
Kegiatan ini melibatkan tiga tim peneliti, diantaranya yaitu Tel-U yang dipimpin oleh Miftadi Sudjai, Ph.D, sementara dari University of Wollongong dipimpin oleh Le Chung Tran, Ph.D. Proyek ini juga mendapat dukungan penuh dari Drs. Endro Pudyo Martantono, M.Si, Kepala BPBD Kota Semarang, yang menyatakan bahwa BPBD merasa sangat terbantu dengan teknologi Flood-Eye yang dapat terintegrasi dengan sistem sensor dan kamera eksisting milik BPBD.
Proyek ini resmi dimulai pada Juni 2025 dan akan berlangsung selama 18 bulan hingga Desember 2026, setelah berhasil memenangkan hibah riset program Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia (KONEKSI). Hibah ini menjadi kelanjutan dari keberhasilan proyek sebelumnya, Tide-Eye, yang juga didanai oleh KONEKSI pada tahun 2023 dan dilaksanakan di wilayah Pantura Jawa Tengah. Selain itu, koordinasi awal dengan BPBD Kota Semarang dan dilanjutkan survei lapangan yang dilaksanakan pada 16 Juli 2025 di kota Semarang.
Flood-Eye bertujuan menciptakan sistem Early Warning System (EWS) yang mampu memprediksi banjir bandang secara lebih cepat dan akurat. Berbeda dari sistem konvensional yang hanya mengandalkan data curah hujan harian, Flood-Eye akan menganalisis perubahan level muka air sungai Pengkol dan anak sungainya dalam orde waktu lebih rapat, seperti per jam atau bahkan per menit. Namun, kurangnya data curah hujan dengan interval waktu pendek masih menjadi tantangan utama dalam implementasi sistem ini.
Kepala BPBD kota Semarang, Drs. Endro Pudyo Martantono, M.Si, mengatakan “Kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran Project Flood-Eye berbasis AI. Teknologi terkini ini sangat bermanfaat dan terintegrasi dengan sistem eksisting, yang tentu akan mempercepat respons dalam situasi darurat dan menurunkan risiko kehilangan jiwa maupun harta benda akibat banjir bandang,” ujar Endro dalam kegiatan koordinasi awal dan survei lapangan yang dilakukan pada 16 Juli 2025 di Kota Semarang.
Flood-Eye tidak hanya bersifat riset akademik, tetapi juga merupakan bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat. Dengan sinergi antar institusi dan pendekatan berbasis teknologi, proyek ini diharapkan dapat menjadi model solusi mitigasi bencana berbasis AI di berbagai wilayah rawan banjir di Indonesia.
Penulis : Erna Sri Sugesti | Editor : Nashwa Fauziyyah | Foto : Erna Sri Sugesti