Telkom University Ciptakan Aplikasi Catat Meter dan PAMDES di Desa Sindangsari

Telkom University Ciptakan Aplikasi Catat Meter dan Pembayaran Untuk Pengelola Air Minum Desa PAMDES di Desa Sindangsari

Tim Peneliti Telkom University, yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa menciptakan sebuah aplikasi Catat Meter Air dan Pembayaran untuk PAMDES Desa Sindangsari, Cikoneng, Ciamis, Jawa Barat. Aplikasi ini diberi nama PAMDES-GO.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja sama Penelitian & Pengabdian Masyarakat Telkom University dengan Mitra Desa, yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan melalui program Riset Keilmuan/Riset Desa yang merupakan bentuk implementasi Program Kampus Merdeka Merdeka Belajar, pada Senin (28/2).

Tim ini beranggotakan tiga Dosen, yaitu Umar Ali Ahmad, Ph.D; Angga Rusdinar, Ph.D; Ashri Dinimaharwati, M;  dibantu Asisten Peneliti R Roger Dwiputra; M Ammar Abdurahman  serta melibatkan beberapa Mahasiswa S1 Teknik Komputer, yaitu Fauzi Sofyan; Fath Muhammad Isham; Rifdo Shah Alam; Ikbal Ramdhani dan Yusup Diva Pratama.

PAMDES Desa Sindangsari merupakan salah satu badan usaha milik desa (BUMDES) yang ada di desa tersebut. Terdapat lebih dari 600 pelanggan yang memanfaatkan serta terbantu oleh adanya PAMDES Sindangsari yang menyediakan air bersih sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Dalam prosesnya, PAMDES Sindangsari memiliki beberapa kendala dan keterbatasan seperti proses pencatatan meter air, rekap data pencatatatan meter air, pembayaran dan laporan yang kurang efektif dan akuntabel. Oleh karen aitu tim peneliti dari Telkom University menawarkan solusi melalui implementasi Aplikasi Catat Meter dan Pembayaran untuk PAMDES Desa Sindangsari.

Aplikasi catat meter air merupakan aplikasi yang dapat membantu petugas di lapangan untuk melakukan dokumentasi pencatatan penggunaan air melalui aplikasi mobile. Petugas catat meter hanya perlu menginput data meter air pelanggan dan memotret meter air lalu data yang diinput akan langsung masuk ke sistem database terintegrasi. Selain itu, melalui fitur pembayaran ini ke depannya masyarakat dapat memeriksa tagihan PAMDES dan dapat melakukan pembayaran secara cashless melalui transfer bank atau QRIS dengan mudah.

“Selain menciptakan aplikasi catat meter dan pembayaran, tim peneliti Telkom University diterjunkan langsung dalam melakukan pendampingan petugas PAMDES dalam menggunakan aplikasi saat berada di lapangan,” ujar Yusup, selaku mahasiswa Telkom University yang terlibat dalam program ini.

“Kami ditugaskan oleh Kaprodi S1 Teknik Komputer untuk mendampingi petugas PAMDES sehingga petugas dapat didampingi saat menggunakan aplikasi ini. Harapan kami dengan adanya aplikasi ini dapat turut serta memberikan sosialisasi teknologi digital kepada masyarakat desa.”

“Bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, selain bisa turut serta memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat atau desa, mereka juga mendapatkan kemudahan untuk mengkonversi kegiatan ini ke dalam SKS Perkuliahan. Setelah program ini berakhir, kegiatan Riset Desa ini akan diekivalensikan ke dalam 20 SKS sebagai implementasi program Kampus Merdeka di Program Studi,” ujar Umar Ali Ahmad, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Komputer Fakultas Teknik Elektro Telkom University.

Tim peneliti dari mahasiswa ditugaskan untuk melakukan pemutakhiran data, melakukan pelatihan dan pendampingan kepada Petugas Pencatat Meter, Pegawai BUMDES dan Perangkat Desa terkait. Hingga saat ini, seluruh pencatatan meter air terhadap lebih dari 600 pelanggan pada bulan Februari 2022 telah dilakukan, di mana 6 orang petugas pencatat meter dibantu oleh mahasiswa sehingga pencatatan meter air, penghitungan nominal tagihan dan pelaporan dapat dilakukan secara realtime dan akuntabel. Pelanggan menyambut baik penerapan aplikasi ini karena dianggap dapat menciptakan transparansi dan akuntabilitas saat dilakukan pencatatan dan penagihan air.

Dalam prosesnya, penerapan digitalisasi di PAMDES Desa Sindangsari tentu memiliki kekurangan dan tantangannya tersendiri, antara lain petugas PAMDES yang belum terbiasa menggunakan aplikasi saat pencatatan yang memerlukan waktu lebih banyak untuk terbiasa, jaringan internet di beberapa titik yang kurang baik dan juga proses pemutakhiran data pelanggan yang membutuhkan ketelitian. Namun, dengan aplikasi ini, petugas sudah tidak perlu khawatir ketika berada di lokasi dengan jaringan minim karena petugas akan tetap bisa untuk melakukan pencatatan walaupun tanpa koneksi internet yakni dengan fitur simpan data pencatatan. Data yang disimpan akan dikirim ke server ketika mendapatkan koneksi internet yang baik.

Manfaat dari penerapan aplikasi catat meter dan pembayaran dirasakan langsung oleh PAMDES Desa Sindangsari. Proses pencatatan meter air, laporan dan pembayaran dapat dilakukan dengan lebih efektif dan akuntabel.

“Aplikasi ini sangat memudahkan kami dalam proses pencatatan meter air, rekap data dan penentuan nominal tagihan pelanggan,” ujar Udi Rusdi yang merupakan Ketua BUMDES Desa Sindangsari.

Dengan adanya program digitalisasi yang dilakukan, pada akhirnya akan dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan PAMDES dan BUMDES menjadi lebih profesional, akuntabel dan menguntungkan. Sehingga kedepannya PAMDES Desa Sindangsari dapat meningkatkan pelayanan, serta menambah jumlah pelanggan baru agar lebih banyak lagi warga Desa Sindangsari menikmati layanan air bersih.

(1) Comment

  • maju 03/23/2022 @ 16:11

    saya tertarik dengan aplikasinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *