Telkom University Resmikan Patriot Net Untuk Mitigasi Bencana

launching produk patriot net telu

BANDUNG, Telkom University – Sebagai salah satu langkah penanggulangan dan mitigasi bencana di Indonesia, Telkom University ciptakan produk inovasi PATRIOT-Net berupa sistem jaringan monitoring (SJM) dengan sensor dan sistem jaringan pemulihan (SJP) dengan mobile base station (BTS) untuk memberikan akses komunikasi dan data darurat di lokasi terdampak bencana, sehingga korban maupun tim penyelamat dapat saling berkomunikasi untuk mempercepat pertolongan. Dengan sistem ini, penanganan bencana dapat dilakukan dengan jauh lebih efektif dan efisien.

PATRIOT-Net yang merupakan singkatan dari Prevention and Recovery Networks for Indonesia Natural Disasters based on Internet-of-Things ini diteliti dan dikembangkan Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi (PUI-PT) Advanced Intelligent Communications (AICOMS) Telkom University bekerja sama dengan mitra dari industri dan pemerintahan, yaitu PT. FUSI Global Teknologi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Kota Padang.

Proyek penelitian PATRIOT-Net ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, melalui program Riset Inovatif dan Produktif (RISPRO) Kompetitif sejak Tahun 2018. Ide awal PATRIOT-Net berasal dari Massive Random Access untuk teknologi Internet-of-Things (IoT) yang diusulkan oleh Dr. Eng. Khoirul Anwar ke Eropa dalam EU-FP7 RESCUE project (2012-2017) dan Yurekuru, sebuah mobile Apps di Jepang untuk informasi kebencanaan.

SJM PATRIOT-Net terdiri atas seperangkat sistem jaringan monitoring pra-bencana yang terdiri atas kumpulan sensor IoT untuk deteksi dini (1) longsor, (2) banjir, (3) gempa bumi, dan (4) tsunami yang dilengkapi dengan aplikasi mobile Apps. Sistem monitoring dalam SJM ini terintegrasi dengan  pusat kontrol dan kendali informasi (di kantor pemerintah) yang dapat memberikan informasi / peringatan dini dan informasi status kebencanaan yang diinformasikan kepada warga melalui PATRIOT-Net Apps.

Sementara itu, SJP PATRIOT-Net terdiri atas mobile BTS yang teknologi resminya disebut dengan Mobile Cognitive Radio Base Station (MCRBS) yang digunakan untuk menyediakan akses komunikasi dan data darurat di lokasi terdampak bencana, sehingga korban maupun tim penyelamat dapat saling berkomunikasi. SJP diutamakan beroperasi (berkeliling) pada Hari-1 dan Hari-2 sebagai Private network, sedangkan pada Hari-3, SJP difungsikan sebagai extended network bagi jaringan operator.

Direktur PUI AICOMS Telkom University, Dr. Eng. Khoirul Anwar juga menyampaikan potensi produk ini di masa depan (5G-Advanced (2025) dan 6G (2030), pada acara Grand Launching PATRIOT-Net yang berlangsung di Gedung Damar Telkom University, Selasa (14/2).  Pimpinan daerah di Jawa Barat turut mengenalkan secara resmi produk penelitian PATRIOT-Net yang terdiri dari SJM dan SJP ini dan potensi pengembangannya terutama untuk sensor monitoring angin di Jawa Barat.

“Kami tim peneliti PATRIOT-Net bersama dengan mitra penelitian ingin memperkenalkan Produk Penelitian PATRIOT-Net, sebagai langkah diseminasi dari hasil penelitian ini yang diharapkan dapat diimplementasikan di setiap wilayah kota dan kabupaten di Indonesia,” jelas Dr. Khoirul dalam presentasinya..

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Dr. Endrizal, juga menyampaikan, selama ini kota Padang menggunakan produk inovasi Tel-U, yaitu PATRIOT Net, dan dapat mencegah terjadinya korban jiwa pada Tahun 2022.

“Kami sangat berterima kasih kepada PATRIOT-Net, karena pada Tahun 2022 ada kejadian bencana sekitar 491, berkat signal yang diberikan dari inovasi ini kami lebih cepat mengatasi korban, sehingga tidak ada korban yang meninggal dari total jumlah bencana tersebut, dan rasanya produk ini perlu diterapkan di seluruh Indonesia, karena sangat efektif dalam mengurangi jumlah korban bencana.” ucap Dr. Endrizal dalam testimoninya.

CEO PT FUSI Global Teknologi Yan Syafri Hidayat, sebagai Mitra 1 dalam PATRIOT Net menyampaikan bahwa, PT FUSI sudah 3 tahun (lebih) bersama Telkom University untuk mendukung penelitian ini sejak 2018. Penelitian ini adalah penelitian yang paling komplit, mulai dari teori, membuat purwarupa , hingga uji coba di Padang hingga akhirnya hari ini bisa dikomersialisasi.

“Kami sangat yakin, produk ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, tidak hanya karena fungsinya tapi karena di Indonesia saat ini belum cukup perangkat sensor kebencanaan, dan melalui kolaborasi kita bisa sebar alat ini di seluruh Indonesia, untuk kepentingan masyarakat Indonesia.” jelasnya CEO PT FUSI.

Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya, dalam acara ini terjalin kolaborasi pentahelix, (yaitu) dari media, industri, akademisi, pemerintah dan masyarakat.

“Kami (Tel-U) ingin menyampaikan terima kasih kepada PT FUSI sebagai mitra, yang akhirnya produk ini bisa diresmikan, sehingga inovasi ini bisa memberikan manfaat untuk Indonesia. Ini merupakan kontribusi Tel-U untuk dalam menanggulangi bencana. Bencana tidak bisa dicegah, tapi (teknologi PATRIOT-Net membantu) bagaimana mengantisipasi dan bagaimana kita memulihkan kembali kondisi setelah terjadinya bencana.” Ucap Prof. Adiwijaya.

Penulis: Adrian | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *