Telkom University berkolaborasi dengan Sustain Stay Improve menyelenggarakan webinar dengan tema ‘Fungsi Komunikasi dalam Tata Kelola Industri Energi Terbarukan di Indonesia’. Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin (11/04) melalui ZOOM Meeting. Acara ini dibuka oleh Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya.
Pada sambutannya, Prof. Adiwijaya menyampaikan bahwa saat ini kita selalu menggunakan platform digital services, hal itu memerlukan suatu energi untuk penggunaannya.
“Pemerintah saat ini mengisyaratkan tiga hal yang menjadi concern, yaitu pangan, kesehatan dan energi. Webinar ini dapat memberikan wawasan mengenai communication skill yang diperlukan dalam industri energi terbarukan,” jelasnya.
Webinar ini menghadirkan pembicara yaitu Muhammad Baron selaku Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy dan Harris, S.T., M.T., selaku Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM.
Materi pertama disampaikan oleh Muhammad Baron selaku Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy. Baron menjelaskan bahwa energi dan merupakan hal yang akan terus dibutuhkan di dunia. Pertamina Geothermal Energy merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
“Komunikasi dalam dunia kerja sangat penting, bagaimana kita menyampaikan informasi pada stakeholders. Hal yang bisa kita lakukan dalam komunikasi yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan aksi,” ucapnya.
Baron menjelaskan pada proses perencanaan, tahapan yang dilakukan yaitu membuat pesan dan agenda setting serta manajemen stakeholder, kemudian mengindentifikasi prioritas. Pada pelaksanaan komunikasi, tahapan yang dilakukan yaitu membangun konten untuk disampaikan kepada stakeholders. Pada pemeriksaan, dapat dilakukan pemantauan dan evaluasi komunikasi yang telah dilakukan. Yang terakhir, aksi yang dilakukan yaitu melakukan perubahan jika diperlukan.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Harris, S.T., M.T. Harris menyampaikan materi mengenai ‘Sinergi Pemangku Kepentingan dalam Tata Kelola EBTKE di Indonesia. Saat ini telah terjadi krisis energi dan perubahan iklim telah membuat transisi energi semakin mendesak dilaksanakan.
“Negara-negara anggota G20 menyumbang 77 persen dari permintaan energi global. Fokus presidensi G20 Indonesia terletak pada 3 isu utama, yaitu kesehatan global yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi menuju energi yang berkelanjutan.”
Harris juga menjelaskan mengenai program Gerilya, yaitu Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya. Program ini berujuan untuk menyiapkan mahasiswa sebagai aktivis energi bersih melalui pembekalan dan pengalaman.
“Program ini merupakan program studi independen bagi mahasiswa di seluruh Indonesia, yang didukung pengajar professional dan mentor pendamping, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat energi bersih.”