Bandung Techno Park (BTP) melalui program BizTalk menggelar Hybrid Webinar bertajuk ‘Membangun Ide Bisnis’ pada Rabu (15/3), webinar ini bertujuan untuk mempertemukan praktisi startup dengan mahasiswa Tel-U untuk memberikan sharing knowledge dan motivasi terkait membangun sebuah sebuah startup dari nol.
BizTalk merupakan event rutin yang diselenggarakan BTP, pada sambutannya Direktur BTP, Koredianto Usman, S.T., M.Sc., mengatakan membangun startup merupakan salah satu bagian dari jalan hidup entrepreneur, sehingga diperlukan mindset dan ide yang benar dan penuh perhitungan.
“Startup umumnya dibangun berdasarkan dua hal, bisa berdasarkan hasil survei di masyarakat (survey based) dan memenuhi kebutuhan masyarakat (demand based). Keduanya sama-sama baik, terpenting adalah kita memiliki keberanian untuk membangun startup yang bertujuan untuk kebermanfaatan sekitar. Cara terbaik untuk belajar adalah dari pengalaman, bisa dari pengalaman pribadi maupun orang lain. Ambil positifnya.” ungkap Kore.
Pada kesempatan ini, BTP mengundang salah satu alumni program Bandung Techno Park Incubation Program (BTIP) 2020, yaitu CEO Female in Action, Zulfa Fauziah, S.E. Sebuah startup pemberdayaan perempuan yang mengutamakan peningkatan interpersonal skill melalui teknologi aplikasi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
“Saat membangun startup, tentukan dahulu ‘tujuan’ dan ‘kenapa’ nya, ini dapat menjadi strong identity bagi bisnis kita. Sehingga kita memiliki roadmap yang jelas, untuk memberikan dampak dan masalah yang hendak diselesaikan.” ungkap Zulfa.
Salah satu alumni Tel-U tahun 2008 yang juga sukses membangun startup juga hadir sebagai pembicara, yaitu Cahyo Tri Satria, M.Eng., merupakan CEO of Techno Infinity. Menurutnya pemenuhan demand di lapangan adalah langkah awal dari sebuah business plan.
“Ide bisnis kami saat awal merintis adalah memecahkan masalah bagi orang-orang yang hendak belajar programming, kami sediakan jasanya, hingga sekarang kami bertransformasi menjadi software house, dengan klien yang beragam. Itu awalnya niat kami membantu sesama mahasiswa teknik. syukurlah bisa bertumbuh.” jelas Cahyo.
Hadir juga CEO Clean Sheet, Dihqon Nadaamist, S.E., M.Si., sebuah startup jasa kebersihan rumah dan kantor berbasis pemberdayaan yang memberdayakan mahasiswa dan anak-anak putus sekolah untuk bisa terus mengejar impiannya mendapatkan pendanaan awal dari beberapa Investor.
“Kita perlu dapat menilai apa yang membedakan kita dengan yang lainnya, baik visi, misi dan model bisnisnya. Target bisnis juga harus spesifik. Sehingga menjadi diferensiasi bagi bisnis kita, ini yang diperlukan untuk survive di dunia startup.” jelas Dihqon yang sempat diundang pada acara Kick Andy berkat kontribusi luasnya bagi masyarakat..
Penulis: Abdullah Adnan | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations