Telkom University – Peningkatan taraf kualitas hidup merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui upaya pengembangan diri. Pengembangan diri merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri mereka, baik di bidang pribadi maupun profesional. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan memiliki Pola Pikir Berkembang atau yang biasa dikenal dengan Growth Mindset.
Growth Mindset dapat membantu kamu dalam proses pengembangan diri lebih baik. Kira-kira apa itu Growth Mindset?, apa manfaat dari Growth Mindset?, bagaimana cara mengembangkannya?, dan bagaimana contoh dari Growth Mindset? Yuk, kita bahas!
Pengertian Growth Mindset
Growth Mindset atau Pola Pikir Berkembang adalah pola pikir yang menganggap keberhasilan dan kemampuan seseorang dapat berkembang melalui waktu, usaha, dan ketekunan. Orang dengan growth mindset percaya bahwa keterampilan dan kecerdasan mereka dapat ditingkatkan melalui upaya dan ketekunan, mereka merangkul tantangan, bertahan melalui hambatan, belajar dari kritik, dan mencari inspirasi dari kesuksesan orang lain. Keyakinan ini bukan suatu sihir yang secara instan dapat mengubahmu. Hanya saja, tanpa pola pikir berkembang, kita tidak akan mengerahkan upaya yang diperlukan sehingga kita akan terus terjebak.
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Profesor Carol Dweck dari Stanford University dalam bukunya yang berjudul “Mindset: The New Psychology of Success”. Growth mindset penting karena memiliki sejumlah manfaat yang dapat membantu seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.
Manfaat Growth Mindset
Growth Mindset atau Pola Pikir Berkembang menawarkan berbagai manfaat pada proses pengembangan diri seseorang. Secara umum, memiliki pola pikir ini dapat menghasilkan kepuasan lebih bagi kehidupan seseorang dengan mencapai sesuatu. Adapun manfaat-manfaat lain dari memiliki Growth Mindset adalah:
1. Meningkatkan Harga Diri dan Kepercayaan Diri
Growth Mindset menumbuhkan pandangan realistis terhadap kemampuan dan kapabilitas seseorang. Dengan mengetahui diri, seseorang akan merasa terdorong untuk membangun kekuatan dalam mengatasi kelemahannya yang berujung pada peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.
2. Membangun Ketahanan Diri (Resilience)
Orang dengan Growth Mindset cenderung lebih tangguh dalam menghadapi suatu kegagalan. Kegagalan dipandang bukan sebagai suatu keadaan permanen tetapi sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
3. Tertarik pada Tantangan
Pola pikir Growth Mindset melihat tantangan sebagai peluang untuk berkembang dan belajar, bukan sebagai hambatan. Tantangan dipandang sebagai sebuah kesempatan untuk keluar dari zona nyaman dan memperluas pengetahuan serta kemampuan seseorang.
4. Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi
Growth Mindset menumbuhkan pikiran untuk terbuka terhadap ide dan sudut pandang baru yang kemudian dapat memancing untuk mengeluarkan ide baru. Hal ini dapat mengarah pada solusi dan pendekatan inovatif terhadap masalah.
5. Mendatangkan Kesempatan Baru
Individu dengan Growth Mindset berusaha untuk menjadi lebih baik dengan memandang kehidupan sebagai proses pengembangan diri. Seseorang yang selalu ingin berkembang dapat memposisikan dirinya untuk mengenali dan meraih kesempatan baru.
6. Mudah Menerima Masukan
Pemikiran Growth Mindset memandang masukan (feedback) sebagai sarana perbaikan diri langsung, bukan sebagai serangan. Menerima masukan menjadi lebih bisa diterima karena hal tersebut yang menjadikan kita belajar untuk mengatasi kelemahan kita.
7. Meningkatkan Keinginan Belajar
Seseorang dengan Growth Mindset percaya bahwa pengembangan diri bisa diusahakan dengan ketekunan. Hal ini menjadikan individu lebih terbuka untuk mempelajari keterampilan baru dan memperoleh pengetahuan baru.
Cara Mengembangkan Growth Mindset
Mengembangkan Growth Mindset melibatkan proses pergeseran sudut pandang tentang bagaimana kamu mempersepsikan tantangan, usaha, dan masukan. Beberapa cara mengubah pola pikir untuk mengembangkan Growth Mindset menurut antara lain:
1. Akui dan Berdamai dengan Ketidaksempurnaan
Kita harus menyadari bahwa kita memiliki kekurangan begitu juga dengan orang lain. Namun, kekurangan tersebut dapat kita jadikan sebagai salah satu modal awal pola pikir berkembang untuk terus memperbaiki diri, mengenal diri lebih baik lagi, dan akhirnya mencintai diri sendiri.
2. Ubah Sudut Pandang Masalah
Ketika dihadapkan dengan suatu masalah, kita harus memandangnya sebagai sebuah kesempatan untuk dapat belajar. Alih-alih menjadi panik karena masalah, coba pandang masalah itu dengan menanyakan “Apa yang bisa saya pelajari dari masalah ini?” atau “Bagaimana masalah ini bisa membantu saya berkembang?”.
3. Hargai Setiap Proses Usaha
Ketika sedang berusaha menggapai sesuatu dan ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasi, jangan terlalu menghakimi dirimu karena hasilnya. Jadikan hal tersebut bahan evaluasi dan hargai proses yang telah kamu lalui karena usahamu tidak pernah sia-sia.
4. Hadapi Tantangan, Jangan Dihindari
Apabila dihadapkan dengan tantangan, cobalah percaya diri untuk menghadapinya dan jadikan sebagai kesempatan untuk mempelajari hal baru. Keluar dari zona nyaman untuk mencoba tantangan menjadi perantara buat kamu untuk mendapatkan pengalaman yang lebih.
5. Terima Masukan
Menerima masukan membangun untuk pengembangan diri merupakan bagian dari cara mengembangkan Growth Mindset. Daripada dianggap sebagai kritikan untuk menjatuhkan, jadikan masukan tersebut sebagai sebuah evaluasi untuk perbaikan diri.
Contoh Growth Mindset
Contoh dari penerapan Growth Mindset biasanya dibangun melalui perlombaan. Sebut saja Sarah, Mahasiswa Telkom University ketika sedang mengikuti sebuah Hackathon.
Dalam sebuah Hackathon yang diikuti oleh timnya, Sarah menghadapi momen yang cukup sulit baginya. Meskipun timnya telah bekerja keras untuk mengembangkan solusi inovatif, prototipe yang mereka buat mengalami kegagalan saat diperagakan di hadapan para juri.
Awalnya, Sarah dan timnya begitu terlihat kecewa dan merasa sangat menyakitkan. Namun, Sarah dan timnya segera bangkit dengan mengalihkan pandangannya. Dia melihat kegagalan ini sebagai bagian dari proses pembelajaran yang tak dapat diduga-duga.
Tanpa menyerah, tim Sarah melakukan evaluasi mendalam terhadap prototipe, mengidentifikasi celah masalah yang perlu diperbaiki, dan memetakan rencana perbaikan yang lebih hati-hati. Mereka berdiskusi tentang pelajaran yang mereka ambil dari kegagalan tersebut, meninjau ulang program yang mereka buat, dan secara aktif meminta umpan balik dari peserta lain dan mentor yang ada di Hackathon tersebut.
Sarah tidak hanya memperbaiki prototipe, tetapi juga mengubah perspektifnya terhadap proses pengembangan produk. Kegagalan itu, bukanlah batas bagi Sarah dan timnya, melainkan menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik. Dengan semangat yang lebih kuat dan pemahaman yang lebih mendalam, Sarah dan tim kembali dengan keyakinan bahwa kegigihan dan kemauan untuk belajar akan membawa mereka lebih dekat dengan keberhasilan di kesempatan selanjutnya.
Penulis: Budhi Leksona Anwar | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations | Content Research: Muhammad Ridha