Mengembangkan Digihealth Untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia

WEEKEND WEBINAR  DIGIHEALTH  Masa Depan Pelayanan Kesehatan Indonesia

BANDUNG, Telkom University – Melihat perkembangan teknologi informasi saat ini, menuntut seluruh sector industry harus melakukan transformasi menuju digital, termaksud dalam layanan Kesehatan. Dimana seiring dengan perkembangan TIK layanan Kesehatan harus bertransformasi menuju layanan cerdas berbasis digital.

Guna menumbuhkan layanan digital Kesehatan di Indonesia, Smart Health Society – Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (SHS-APIC) dan IndoHCF (Indonesia Health Care Forum) menggelar webinar bertajuk Digihealth: Masa Depan Pelayanan Kesehatan Indonesia, yang berlangsung melalui Zoom dan disiarkan langsung di Youtube Channel IndoHCF, Sabtu (18/7).

dr. Supriyantoro selaku Ketua SHS API dalam sambutannya menjelaskan bahwa, melalui forum yang berlangsung kali ini, bersama para pakar akan membahas bagaimana perkembangan dunia digital Kesehatan khususnya di Indonesia, karena sejak tahun 2005, World Health Organization (WHO) Indonesia telah direkomendasikan terkait tentang digital Kesehatan, mulai dari menyusun rencana strategis hingga melakukan kolaborasi.

“Melalui acara ini kami mengajak seluruh innovator-innovator untuk membangun bersama-sama platform Kesehatan yang terintegrasi, khususnya diera perkembangan yang begitu cepat saat ini. Dimana saat ini dengan hadirnya Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional bisa menjadi wadah para innovator-inovator Indonesia khususnya dibidang Kesehatan, sehingga kedepan kita bisa bersama-sama mengembangkan inovasi dalam bidang Kesehatan.” Ucapnya.

Turut hadir sebagai pembicara Rektor Telkom University Prof. Dr. Adiwijaya, dimana Prof. Adiwijaya berbagi pengalaman tentang bagimana Riset Digihealth di perguruan tinggi, saat ini Telkom University telah mengembangkan aplikasi Kesehatan bernama Faskesku, yang mana aplikasi ini tidak hanya membantu users dalam bertemu dengan dokter spesialis tapi juga membantu users dalam memilih rumah sakit rujukan.

“Sama dengan aplikasi telemedicine yang ada saat ini, aplikasi Faskesku ini membantu pasien dalam menentukan dokter dan memilih rumah sakit, karena setiap rumah sakit yang pasien tentukan pasti memiliki rekam medis dari masing-masing pasien, yang mana rekam medis melalui teknologi blockchain guna menjaga keamanan dari data rekam medis dari masing-masing pasien.” Ucapnya.

Tidak hanya itu, Prof. Adiwijaya menambahkan bahwa Telkom University memang telah memiliki berbagai aplikasi Kesehatan yang sudah dikembangkan mulai dari Hbye, Cholme, dan Myglucoby, namum seluruh aplikasi yang dimiliki Telkom University ini sangat perlu dikembangkan lagi bersama-sama para tenaga medis.

“Aplikasi yang kami (Tel-U) miliki mengguakan gadget sederhana berupa smartphone, namun aplikasi ini memang masih butuh pengembangan lebih baik untuk mengecilkan error rate disana, oleh karena itu kolaborasi dengan innovator lain dan para tenaga medis sangat diperlukan untuk bersama-sama kita kembangkan.” Ucapnya.

Memasuki era industry 4.0, Prof. Adiwijaya mengatakan bahwa inovasi dalam bidang Bigdata, AI, Blockchain, IoT dan seterusnya merupakan sebuah opportunity yang sangat baik untuk bekerjasama baik para pelaku innovator yang bergerak dalam bidang IT dengan innovator yang bergerak di bidang Kesehatan.

“Diera saat ini kita perlu membuka pikiran kita, dalam artian akan selalu ada perubahan atau pergeseran yang sangat cepat baik dalam business structure, business model dan society behaviour, oleh karena itu yang perlu ditingkatkan adalah inovasi serta learning/thinking agility, karena apabila kita hanya melihat dari satu sudut pandang akan sulit bagi kita untuk melakukan percepatan dalam melakukan perkembangan inovasi, maka dari itu dengan melakukan diskusi dan kolaborasi akan mempermudah kita dalam melakukan percepatan inovasi sekaligus lebih efisien dan minim risk management.” Ucapnya.

Selain Prof. Adiwijaya, acara ini juga diisi oleh narasumber lain yakni Prasandhya Astagiri Yusuf, Ph.D (IMERI/FKUI) Topik Inovasi Digihealth Perguruan Tinggi serta dr. Inensa Khoirul Harap yang berhasil meraih Terbaik VII ICT Kesehatan IndoHCF Innovation Awards III-2019 dengan judul karya : Inovasi Siap Tarik.