Telkom University Ajak Siswa SDN Cipagalo 1 Bermain Sambil Belajar Computational Thinking

Bandung, 21 Mei 2025 – Telkom University membuka pintu Gedung E Lantai 3 di Bandung untuk menyambut 28 siswa kelas 5B SDN Cipagalo 1 Bojongsoang beserta seorang guru pendamping. Kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian masyarakat universitas, dengan tujuan utama: memperkenalkan konsep Computational Thinking (CT) kepada anak-anak secara menyenangkan dan relevan dengan dunia mereka.

Menyadari bahwa siswa sekolah dasar belum siap untuk penggunaan komputer intensif, tim Telkom University memilih pendekatan cerdas: permainan unplugged (tanpa komputer). Tiga permainan fisik dirancang khusus menjadi bintang acara:
– “Sorting dengan timbangan”: di sini, siswa belajar logika pengurutan (sequencing) dan perbandingan secara konkret. Mereka membandingkan berat benda menggunakan timbangan sederhana dan mengaturnya berdasarkan urutan tertentu, melatih ketelitian dan penalaran langkah demi langkah.

– “Menara Hanoi”: permainan puzzle klasik ini menjadi sarana melatih dekomposisi (memecah masalah besar menjadi bagian kecil) dan pengenalan pola (pattern recognition). Siswa berusaha memindahkan tumpukan piringan antar tiang dengan aturan tertentu, merancang strategi optimal.

– “RoboKnapsack”: permainan ini mensimulasikan masalah optimasi. Siswa berperan sebagai “robot” yang harus mengisi “ransel” dengan benda-benda sesuai kriteria tertentu (misalnya, ukuran atau nilai), mengasah pemikiran algoritmik dan kemampuan mengambil keputusan.

Kegiatan pagi itu dimulai dengan pengelompokan siswa menjadi tim-tim kecil. Setiap kelompok kemudian berotasi melalui ketiga pos permainan. Peran vital dimainkan oleh mahasiswa Telkom University yang bertindak sebagai fasilitator dan game master. Mereka tidak hanya memberikan instruksi jelas tetapi juga aktif mendampingi, memandu diskusi, dan mendorong setiap siswa untuk terlibat aktif dalam memecahkan tantangan yang disajikan setiap permainan. Suasana ruangan dipenuhi semangat kolaborasi, tawa, dan sorak-sorai saat strategi berhasil.

Pemilihan metode unplugged ini sangat strategis dan kontekstual. Ia membuktikan bahwa inti CT, berpikir logis, sistematis, dan kreatif, dapat ditanamkan tanpa bergantung pada perangkat digital. Pendekatan ini selaras sempurna dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis sejak jenjang dasar.

Sebagai penutup, siswa diminta mengisi kuesioner evaluasi. Respons mereka sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan sangat menikmati kegiatan yang interaktif dan berbeda dari belajar biasa ini. Antusiasme tinggi tercermin dari keinginan mereka untuk mengikuti kegiatan serupa lagi di masa depan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata yang berharga: Pembelajaran Computational Thinking untuk anak-anak tidak harus rumit atau mahal dengan teknologi tinggi. Melalui permainan fisik yang kreatif, pendekatan kontekstual, dan fasilitasi yang baik, fondasi berpikir komputasional yang kokoh dapat dibangun dengan cara yang menyenangkan dan berkesan, membekali siswa dengan keterampilan esensial untuk masa depan mereka.

Penulis: Selly Meliana | Editor: Abdullah Adnan | Foto: Selly Meliana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *