Dua mahasiswa sarjana Telkom University raih IPK tertinggi pada Wisuda Periode I Telkom University TA 2023/2024, yakni 3.99 dari 4.00. Selain memperoleh IPK gemilang, Alfi dan Sherina merupakan wisudawan yang memiliki segudang prestasi nonakademik. Keduanya mengaku tidak menjadikan perkuliahan sebagai beban, justru menikmati seluruh prosesnya.
Wisuda Telkom University Periode I Tahun Akademik 2023/2024 telah berhasil meluluskan sebanyak 4.387 wisudawan dari berbagai jenjang studi, yaitu magister, sarjana, sarjana terapan, dan ahli madya. Acara berlangsung lancar di Telkom University Convention Hall (TUCH). Kehadiran para lulusan yang memiliki kompetensi tinggi dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang membanggakan menjadi salah satu sorotan.
Regita Cahyani dan Risma Eka Agis Fadhiah mencapai prestasi sebagai lulusan program vokasi dengan IPK tertinggi di antara 606 lulusan ahli madya Tel-U lainnya. Mahasiswa program studi D3 Perhotelan, Regita Cahyani dan mahasiswa dari program Manajemen Pemasaran, Risma Eka Agis Fadhiah berhasil meraih IPK nyaris sempurna sebesar 3.98.
Kedua mahasiswa yang luar biasa ini, ternyata memiliki beberapa kesamaan. Regita dan Risma selalu menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap perkuliahan mereka. Mereka tidak hanya hadir dalam perkuliahan, tetapi juga berusaha keras untuk belajar mengimplementasikan pengetahuan mereka melalui praktek.
Telkom University (Tel-U) merayakan momen wisuda periode I Tahun Akademik 2023/2024 yang berlangsung dengan meriah di Telkom University Convention Hall (TUCH) mulai dari 24 hingga 26 November 2023. Sebanyak 4387 Wisudawan dari 7 Fakultas dan 36 Program Studi resmi melangkah menuju babak baru dalam perjalanan akademik mereka.
Telkom University (Tel-U) menerima kunjungan dari Vice Minister of the Cyberspace Administration of China (CAC) H.E. Niu Yibing, RPC dan Huawei Indonesia, pada Rabu (22/10). Kunjungan tersebut disambut hangat oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Tel-U, Dr. Ir. Rina Pudji Astuti; Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Kemas Muslim Lhaksmana; Direktur Kerja Sama Strategis dan Kantor Urusan Internasional, Lia Yuldinawati, S.T., M.M., Ph.D; Ketua Laboratorium Beyond 5.5G (Lab B5.5G) Tel-U, Prof. Dr. Eng. Khoirul Anwar, S.T., M.Eng, serta jajaran anggota Lab B5.5G Tel-U lainnya.
Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan Lab B5.5G Tel-U kepada Vice Minister CAC, yang merupakan Joint Lab antara Tel-U dengan Huawei. Selain itu, Lab B5.5G juga turut memperkenalkan hasil riset berupa model untuk 5.5G dan 6G, yakni 3D Blocksphere, Quantum Circuit of Quantum, dan Model of Machine Learning Structure.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Dr. M. Yahya Arwiyah melalui program bertajuk Digital Based-Collaborative Active Learning to Create Meaningfull (CAL-CreateMe), mendorong MKWK untuk berperan strategis dalam mengembangkan kompetensi mahasiswa. Seperti yang berlangsung pada Kamis, (16/11), di Gedung Kuliah Umum Tel-U.
TelUtizen, dalam artikel ini kita akan menjelajahi konsep yang fundamental dalam suatu penelitian, yaitu FGD. FGD singkatan dari Focus Group Discussion merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang pandangan dan pengalaman peserta terkait suatu topik tertentu. FGD tidak hanya menjadi alat penting dalam pengumpulan data, tetapi juga sebagai elemen integral guna menggali pemahaman mendalam terkait berbagai aspek keilmuan. Melalui artikel ini, kita akan membahas apa itu Focus Group Discussion (FGD), tujuan dan tahapan FGD, serta perbedaan antara FGD dan interview.
Telkom University (Tel-U) berkolaborasi dengan Telkomsel dalam mewujudkan digitalisasi Indonesia di masa mendatang melalui kegiatan kuliah umum dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat (17/11). Kegiatan yang bertempat di Auditorium Telkom University Landmark Tower (TULT) Lantai 16 ini diikuti oleh kurang lebih 150 mahasiswa Tel-U dari berbagai jurusan.
Membuka acara tersebut, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Tel-U Dr. Henry Christiadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung visi dan misi Telkom University.
Dosen Telkom University (Tel-U) berhasil mengembangkan inovasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) yang terintegrasi dengan teknologi RFID yang sukses mendapatkan pendanaan dari Matching Fund Kedaireka 2023 dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. SPKLU ini dibuat khusus untuk kendaraan listrik beroda empat yang memiliki konektor charger AC Type 2.
Integrasi RFID pada SPKLU ini memungkinkan pengguna melakukan pembayaran menggunakan E-Money. Ketua peneliti, Devie Ryana Suchendra, S.T., M.T. menyampaikan latar belakang penelitian ini untuk mendukung program pemerintah yang mulai membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke kendaraan berbasis motor listrik.
Telkom University (Tel-U) melakukan kegiatan sosialiasi yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Isyarat di SLBN B Sumedang (Tel-U) pada Selasa (14/11). Kegiatan ini merupakan implementasi dari penelitian yang dipimpin oleh Dosen D3 Rekayasa Perangkat Lunak Aplikasi (RPLA) Fakultas Ilmu Terapan (FIT), Indra Azmi, S.T., M.T., yang dijembatani oleh Digital Collaboration for Sustainability (DCS) Tel-U.
Aplikasi yang disosialisasikan dalam kegiatan tersebut adalah SIBIKU, sebuah aplikasi pembelajaran Bahasa Isyarat berbasis Android khusus untuk siswa SLBN-B dan para tuna rungu. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan menggunakan Bahasa Isyarat sebagai media komunikasi, serta meningkatkan minat siswa dalam mempelajari Bahasa Isyarat.
Mahasiswa S2 Manajemen Telkom University (Tel-U), sukses membuat perusahaan jasa privat musik modern dan tradisional hingga meraih penghargaan Inclusive Innovation Award di Youth Co:Lab National Bootcamp 2023 dari United Nations Development Programme dan Citi Foundation di Jakarta pada Selasa (31/10). Perusahaan tersebut bernama Sunar Sanggita, yang membuatnya spesial adalah pengajar musik di perusahaan ini seluruhnya adalah tunanetra.
Sunar Sanggita dibuat oleh mahasiswa Tel-U asal Bali, bernama I Made Prasetya Wiguna Mahayasa yang juga pemuda tuna ganda sekaligus reduksi pada pendengaran. Wiguna membuat Sunar Sanggita untuk memberdayakan para pemuda tunanetra dengan bakat musik agar dapat mengajar untuk membantu kesejahteraan.